Hari Minggu hari yang selalu dinantikan oleh setiap orang khususnya para pegawai dan pelajar. Hari yang umumnya dimanfaatkan untuk berehat sejenak dari segala kesibukan selama weekdays. Jika sebagian orang akan melakukan aktivitas menyenangkan di hari Minggu pagi, maka lain halnya yang terjadi di kediaman Jonathan.
Jonathan tertunduk seraya menghela napas samar. Lalu mendanga menatap orang-orang yang saat ini duduk bersamanya di ruang keluarga. Pandangannya kemudian terhenti pada putri semata wayangnya yang sedari tadi menunduk. Sesak itu kembali menghujam dadanya kala mengingat apa yang telah terjadi.
Yang mengakibatkan adanya pertemuan dua keluarga ini. Yakni ia bersama Evelyn dan Rafael bersama kedua orang tuanya.
"Jadi seperti yang sudah disepakati bersama sebelumnya atas apa yang telah terjadi pada Rafael dan Evelyn yang dimana kita sebagai orang tua harus segera bertindak sebelum hal yang lebih buruk terjadi. Dan adapun keputusan final kita ialah dengan menikahkan Rafael dan Evelyn." Brian ayah Rafael akhirnya kembali membuka suara.
Rafael duduk di samping Brian. Hanya bisa memejamkan mata mendengar penuturan ayahnya. Menikah? Yang benar saja! Umurnya bahkan baru memasuki usia 17 tahun dan masih duduk di bangku kelas XII. Rafael masih ingin menikmati masa mudanya serta mengejar impian dan cita-citanya.
Apakah semua rencana masa depan yang sejak dulu Rafael impikan harus terkubur dalam-dalam?
Bukan hanya Rafael, gadis di hadapannya pun merasakan hal yang sama. Evelyn bahkan masih mengira semuanya hanyalah mimpi belaka. Ia tidak pernah menduga dirinya akan terjebak dalam masalah besar nan serius. Tapi apa boleh buat? Semua ini pun terjadi atas kesalahan fatal yang ia lakukan sendiri.
"Untuk hari pernikahan, bagaimana kalau acaranya kita laksanakan dua minggu ke depan setelah mereka menyelesaikan ujian semester Pak? Mengingat pernikahan mereka yang rahasia dan hanya secara agama jadi persiapannya mungkin juga tidak memerlukan waktu yang banyak" usul Brian.
Jonathan mengangguk samar, "Saya setuju Pak Brian, lebih cepat lebih baik" jawab Jonathan lalu menatap Evelyn nanar yang belum juga mengangkat wajahnya.
"Tetapi untuk tempat pernikahan, sebaiknya tidak dilaksanakan di Jakarta, demi menghindari desas desus dari lingkungan sekitar, bukan begitu Pak Brian?"
Brian mengangguk sangat setuju, "Benar Pak, jadi di mana pernikahan mereka akan dilaksanakan?"
"Kita laksanakan di rumah kami di Surabaya" ucap Jonathan.
Rafael mengusap wajahnya frustasi. Kenapa ini harus terjadi padanya? Padahal selama tujuh belas tahun ia menjalani hidup ya lurus-lurus saja. Tidak pernah melenceng ke arah negatif. Andai saja waktu dapat diputar, demi Tuhan ia tidak akan mau menerima ajakan Evelyn pada hari itu yang akhirnya menjebaknya selamanya.
10 hari sebelumnya........
Mobil alphard putih berhenti tepat di depan gerbang salah satu sekolah elit Jakarta. Sekolah yang tidak sembarang orang bisa memasukinya. Hanya orang-orang dari kalangan atas atau mereka yang benar-benar berprestasi di bidang akademik serta memenuhi syarat sehingga dapat menimba ilmu di sana.Evelyn Laura Shaletta atau yang kerap di sapa..
"Eve!!!" lengkingan suara perempuan membuat empunya nama menoleh. Evelyn turun setelah supir pribadinya membukakan pintu. Di depan sudah ada Felicya, Grace dan Alexa yang menyambutnya. Mereka adalah sahabat Evelyn sekaligus bagian dari geng The Famous Girls.
Dan ya sesuai nama geng mereka, siapa yang tidak mengenal Feli, Grace, Alexa apalagi Evelyn yang notabene adalah anak tunggal seorang CEO perusahaan industri maju di Jakarta sekaligus donatur terbesar sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )
FanfictionSeperti judulnya, yap novel ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang terpaksa menikahi perempuan dengan penuh skandal. Laki-laki itu adalah Rafael William Struick atau kerap disapa Rafael/Rafa/Raf. Selama tujuh belas tahun hidup ia jalani de...