Delapan

666 36 7
                                    

Kembali pada lanjutan Part 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali pada lanjutan Part 1...

Mulai senin hingga rabu Rafael tidak akan ke sekolah. Ia memang tidak jadi di-drop out namun Rafael diberi sanksi skorsing selama tiga hari. Laki-laki bertubuh tinggi semampai itu memanfaatkan waktu luang untuk berenang, selain karena cuaca yang pas tidak begitu terik sekaligus juga ingin merilekskan diri.

Beberapa menit berenang, Rafael pun naik dan duduk di lounger chair sembari mengelap tubuhnya dengan handuk. Tangannya terulur mengambil ponsel di meja, melihat pergelangan kanannya kembali membuat Rafael mengingat gelang pemberian Renata yang belum ia temukan.

"Gelang itu ada dimana ya?" gumam Rafael.

"Rafa?"

Rafael menoleh pada Diana.

"Udah selesai berenangnya?" tanya Diana mengambil tempat di samping Rafael.

"Iya Ma"

"Yaudah sekarang kamu cuci badan abis itu kita makan siang bareng. Papa udah nungguin tuh di meja. Udah laper dia" Diana hendak kembali masuk namun di tahan.

"Mama? Mama lihat gelang hitam Rafael nggak?"

Diana mengerutkan kening dan bergeleng, "Mama nggak pernah lihat ada gelang hitam sayang"

"Oh yaudah Ma, hm..mama sama papa duluan aja makannya, Rafael belum lapar"

Bahu Diana merosot, "Loh? Tadi kamu juga nggak sarapan kan? Masa nggak laper? Udah pokoknya makan sekarang, mama nggak mau kamu sakit" Diana menarik paksa putranya.

"Okey okey Mom"

Vibes makan bersama yang dulunya terasa hangat, kini tidak lagi. Semuanya karena permasalahan itu, membuat Brian jadi lebih banyak diam dan bersikap dingin kepada Rafael. Hanya suara ketukan sendok yang terdengar, tidak ada lagi candaan receh yang biasa Brian lontarkan kepada anak istrinya. Pria berumur empat puluhan itu berubah murung.

Brian beranjak dari kursi setelah menghabiskan makan siangnya.

"Papa ke belakang ya Ma" ucap Brian lalu pergi tanpa sempat Diana berbicara. Menyadari sikap suaminya yang berubah Diana hanya bisa memandang punggung suaminya yang semakin jauh.

"Nggak usah dipikirin ya, ayo lanjut makan lagi" Diana mengusap tangan Rafael lembut.

Ting Nong!

"Ada tamu, mama buka pintu dulu ya?"

"Nggak usah Ma! Biar Rafael aja"

Rafael berlari dan membukakan pintu.

"Rafael my Brooo" Ketiga sahabat Rafael bersama Renata datang. Nathan, Ivar dan Justin langsung memeluk Rafael erat.

"Justin? Lo nangis?" kata Rafael tersadar. Justin menunduk segera menyeka air matanya.

Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang