Sembilan

539 40 3
                                    

Taraaaa udah update nih Luvv><

Taraaaa udah update nih Luvv><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus berjalan. Tidak terasa ujian semester ganjil sudah memasuki hari terakhir. Selama beberapa jam mengerjakan soal, para siswa pun akhirnya keluar kelas dengan perasaan lega, namun tidak sedikit juga yang khawatir takut mendapat nilai rendah.

Termasuk si gadis berkepang satu dengan nama lengkap Lana Kamiya Maudy. Ia selalu menyempatkan waktu untuk membuka kembali materi dan memperkirakan apakah jawabannya yang sudah ia tulis benar.

Lana merapikan buku-buku lalu dimasukkan ke dalam ransel bersiap pulang. Ia berjalan keluar kelas seorang diri karena yang lainnya sudah pulang beberapa menit yang lalu. Gadis itu tersentak saat melewati ambang pintu. Evelyn, Felicya dan Alexa mencegatnya.

"Sini lo!!" Evelyn menarik paksa tangan Lana.

"Mau kemana Eve?" tanya Lana ketakutan tapi tidak dijawab. Lana berusaha melepaskan diri namun cengkeraman Evelyn begitu kuat. Mereka berempat memasuki toilet wanita. Alexa memantau sekitar kemudian mengunci pintu.

Evelyn mendorong tubuh Lana ke dinding lalu Felicya bersama Alexa menahan tangan Lana agar tidak kabur.

"Udah berani ya lo sama gue?!" Evelyn membentak.

"So-sorry Eve, gu-gue takut ketahuan guru"

"Gue nggak peduli jing! Tugas lo selama ujian itu ngasih contekan ke kita!" hardik Evelyn mendorong kepala Lana.

"Tap-tapi tadi tempat duduk gue pas banget di depan guru, jad-jadi gue tak—kut"

Evelyn berdecak kesal, "Halah!!" Ia mencengkeram pipi Lana kuat, "Kalo nanti nilai gue jelek, itu gara-gara lo! Copot iket rambutnya!!"

"Aw sakit!" Lana menjerit saat Felicya melepaskan ikat rambutnya. Sambil terbahak Alexa mengacak habis-habisan rambut yang sebelumnya terkepang dengan rapi. Evelyn mulai mengunyah permen karet kemudian menempelkannya di rambut Lana, total ada tiga permen karet yang ditempel di sana.

"Tasnya sini!" titah Evelyn belum puas. Gadis blonde itu menghamburkan semua isi ransel Lana hingga berserakan di lantai. Lana hanya bisa berlutut dengan derai air mata.

"Rasain tuh cupu! Ayo cabut!" kata Evelyn sebelum pergi.

"Kasian... bye b*tch!" celetuk Felicya melambai.

Lana menangis memungut bukunya satu-persatu dengan tangan gemetaran. Keadaannya benar-benar kacau.

"Astaga!" Seseorang datang dan langsung membantunya.

"Ulah mereka lagi?!" kata Rafael geram. Lana tak sanggup berbicara, hanya air mata yang mengalir deras jadi jawabannya. Rahang Rafael mengeras.

"Ini udah keterlaluan! Mereka harus dilaporin! Gue bakal laporin mereka sekarang!" Rafael hendak pergi namun ditahan oleh Lana.

Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang