Sepuluh

680 39 7
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Selama lima hari melaksanakan ujian semester, akhirnya sekarang para siswa sudah bisa mengetahui nilai yang mereka peroleh. Ada yang senang, ada yang kecewa, ada juga yang bodo amat. Yang bodo amat parah banget sih..

"Nilai lo aman Raf?" tanya gadis bersurai hitam dengan pita pink yang menghiasinya. Ia dan Rafael duduk di salah satu meja kantin menunggu pesanan mereka siap.

Rafael mengangguk seraya tersenyum, "Aman, lo gimana?" Renata malah diam dan menunduk.

Rafael memegang bahu Renata, "Re? Nilai lo ada yang rendah?" Ia menebak dari raut wajahnya namun sepersekian detik gadis itu mendanga tersenyum lebar.

"Aman dong!" pekiknya dengan ibu jari dan telunjuk di bawah dagu.

"Huuh Renata. Tadi gue pikir nilai lo anjlok, tapi masa iya juga sih? Lo kan anak pinter"

"Aduh jangan sampe deh Raf, pokoknya nilai gue harus maksimal terus biar gue bisa dapetin beasiswa ke Oxford" mimik wajah Renata sontak berubah menyadari reaksi Rafael.

Ada sebersit rasa sesak di dada Rafael mengingat fakta bahwa ia tidak akan bisa lagi mendaftarkan diri untuk menerima beasiswa Oxford yang sangat ia dambakan sejak dulu.

"Ya ampun, sorry Raf.. gue nggak bermaksud—"

"No, it's okay. Lo nggak salah kok. Ya mungkin emang rezeki gue bukan disitu" tuturnya tenang. Renata hanya mangut-mangut.

"Wiihh asik ya deep talk berdua mulu? Emang lu pada pikir nih burger sama jus bisa jalan sendiri?" Nathan datang membawakan makan siang Rafael dan Renata.

"Thank you Nat, lo emang baik banget" ucap Renata.

"Kenapa nggak panggil gue tadi? Kan gue bisa ambil sendiri" celetuk Rafael.

"Tenggorokan mbak burgernya lagi radang nggak bisa teriak-teriak dulu. Kalian makan duluan aja, sate pesanan gue sama Justin Ivar belum jadi, sapinya belum disembelih"

"Lo bercanda mulu sih Nat, mana ada sate dijual di sini" sahut Renata. Nathan terkekeh.

"Lo bertiga pesan apa emang? Kenapa lama banget?" tanya Rafael.

"Si Justin sama Ivar pesen ayam goreng tapi yang beli banyak jadi masih antre mereka"

"Lo pesan apa?" ulang Renata.

"Biasalah, cireng ayam suwir Mbak Gita"

"Lah cireng mah tinggal digoreng Nat, lima menit jadi"

"Yang pesen sebelum gue banyak Raf, Mbak Gita juga hari ini jualannya sendiri nggak sama ibunya. Wajar dong agak lama"

"Pesanan cireng ayam suwir atas nama Christiano Ronaldo"

"Nah itu punya gue!" Nathan pun mengambil makanannya. Renata dan empat laki-laki yang dijuluki 'Visual Goddess' itu menyantap makanan di meja yang sama.

Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang