Lima

685 42 0
                                    

Sudah beberapa kali Evelyn mengubah posisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah beberapa kali Evelyn mengubah posisi. Pasca kejadian itu ia benar-benar dilanda gelisah dan terus kepikiran. Perasaannya tidak bisa tenang lagi. Pukul 10 malam harusnya Evelyn sudah tidur tapi sampai jam menunjukkan pukul 1 dini hari pun belum ada rasa kantuk sama sekali.

"Arrghh!!" teriak Evelyn kesal, menutup wajahnya dengan bantal.

Tiba-tiba Evelyn mengingat saat melakukan panggilan video dengan teman-temannya. Menurut penuturan ketiga anggota gengnya mereka sama sekali tidak tahu-menahu apapun. Apalagi soal bagaimana bisa Evelyn yang bangun dalam kondisi tak berpakaian bersama Rafael. Mereka bertiga justru shock saat diberitahu semuanya oleh Evelyn.

Hanya ada dua kemungkinan.

Satu. Mereka memang melakukannya dalam kondisi mabuk berat atau tidak sadar.

Dua. Ada yang sengaja menjebak Evelyn.

"Kalo emang gue ngelakuin itu sama dia, kenapa gue nggak inget sama sekali?" gumam Evelyn berpikir keras.

"...apa jangan-jangan emang ada yang sengaja ngejebak gue?"

Pikirannya kalut. Evelyn beranjak ke dapur untuk sejenak menyegarkan tenggorokan. Tak lama Jonathan masuk dan berpapasan dengan Evelyn. Atmosfer dapur mendadak canggung. Evelyn segera menegak air minumnya agar bisa langsung kembali ke kamar.

"Evelyn!" Evelyn terhenti mendengar sahutan ayahnya.

"Duduk sini, papa mau ngomong" ucap pria itu datar. Evelyn pun kembali duduk, berhadapan dengan ayahnya di meja makan. Jonathan terdiam sesaat sebelum bersuara.

"Papa sangat terpukul dengan masalah ini Evelyn. Selain karena papa gagal menjadi orang tua yang baik untuk kamu, tapi karena papa juga telah mengingkari janji papa dengan almarhumah mama" tutur Jonathan. Evelyn hanya bisa menunduk.

"...ada yang perlu kamu tau Eve. Tentang mama dulu waktu seumuran kamu" Evelyn mengernyit penasaran, ia pun mulai menyimak.

"Dulu mama murid pindahan dari Australia, dan kami satu kelas. Sejak itu mama dan papa bersahabat. Mama adalah murid teladan. Pintar dan sangat disiplin. Awal pindah teman mama di sekolah cuma papa, tapi lama kelamaan bertambah banyak. Dan mama pun jadi sering jalan dengan mereka..

"...Suatu ketika mama bertemu seorang laki-laki bernama Devon. Mereka saling jatuh cinta dan akhirnya pacaran. Umur mama saat itu 17 tahun sama seperti kamu. Setelah mereka resmi pacaran mama dan Devon jadi sering menghabiskan waktu berdua. Mama sangat mencintainya, hingga akhirnya mama hamil anak Devon,"

Evelyn sontak kaget.

"...Sayang, Devon tidak mau bertanggung jawab. Dia malah nyuruh mama menggugurkannya. Ternyata Devon hanya menganggap mama sebagai tempat untuk memuaskan hasrat saja, dan pergi meninggalkan mama setelah bosan. Mama benar-benar hilang arah. Bahkan hampir mengakhiri hidupnya. Beruntung saat itu papa masih sempat mencegah mama.

Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang