Enam

676 45 4
                                    

Ibarat kata nasi sudah jadi bubur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ibarat kata nasi sudah jadi bubur. Belum sempat foto-foto itu dihilangkan tapi satu sekolah sudah terlanjur mengetahuinya. Berita scandal itu terbilang cukup menggemparkan dunia maya karena dilakukan oleh salah satu siswa sekolah bergengsi di Jakarta.

Rafael berusaha tegar melangkah menuju ruang kepala sekolah meskipun berbagai ujaran terus menamparnya dari kiri dan kanan. Rafael tak menggubris dan hanya menganggapnya seperti angin lalu.

"Rafael!" Renata datang bersama Nathan, Justin dan Ivar. Rafael memejamkan mata seraya menghela napas. Renata langsung memeluk Rafael, paham isi hati sahabatnya yang saat ini hanya butuh support dari orang-orang terdekat.

Renata melepas pelukannya, mengusap punggung Rafael untuk menguatkan.

"Bro! Orang-orang emang tolol pada percaya editan. Gue yakin banget foto-foto itu cuma editan kan?" Nathan memegang kedua bahu Rafael. Ia berharap Rafael mengiyakannya. Namun laki-laki itu hanya diam.

"Raf?" Sorot mata Nathan sontak berubah.

"Foto itu editan kan Raf?" ulang Justin.

Rafael bergeleng lemah, bahu Nathan pun merosot lalu mundur dari hadapan Rafael.

"Jadi itu beneran lo?" tanya Ivar.

"Gue dijebak" jawab Rafael tertunduk.

"Siapa yang udah berani ngejebak lo Raf? Biar gue hajar tuh orang!" Justin tersulut emosi.

Rafael tersenyum simpul seraya mengusap bahu Justin, "Thank you, bro"

Renata merangkul Rafael, "Don't worry, lo nggak akan sendiri, ada kita di belakang lo, Raf"

"Thank you, Re" Rafael tersenyum nanar.

"Yang kuat ya Raf" Nathan memeluk Rafael erat diikuti Justin dan Ivar.

"Sorry udah ngecewain kalian"

"It's okay Raf. Bener kata Renata, kita semua disini buat lo" ujar Ivar.

Rafael memasuki ruang guru dengan jantung berdebar. Scandal itu benar-benar langsung mengubah sikap orang-orang terhadapnya. Jika biasanya ia selalu disapa oleh para guru, maka sekarang tidak lagi. Sebagian mereka memandang Rafael prihatin, namun ada juga yang mengintimidasi.

"Permisi Pak" ucap Rafael membuka pintu ruang kepsek. Ia dipersilahkan duduk bersama guru BP dan berhadapan langsung dengan kepala sekolah. Atmosfer terasa mencekam.

"Pihak sekolah baru saja menerima kabar tentang apa yang sedang beredar di internet. Tapi kami merasa tidak yakin apakah yang di foto itu benar kamu atau hanya editan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka dari itu kami ingin menanyakan langsung ke kamu, apakah foto itu asli atau hanya editan Rafael?" kata Marco selaku kepala sekolah dengan raut serius.

"Maaf pak, yang di foto itu memang saya, tapi saya dijebak pak" jawab Rafael. Marco tertunduk, menarik napas dalam-dalam. Tak menyangka dengan pengakuan Rafael.

Marry A Scandalous Girl ( Rafael Struick )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang