"Kita akan pulang ?" Suara Rosie terdengar ketika Archie terlihat menutup laptopnya dan menatap Rosie.
Rosie yang tengah duduk di sofa bed yang dibelikan Archie khusus untuknya langsung berusaha berdiri.
Pria itu begitu manis membelikan sofa bed super empuk ini untuknya. Dengan alasan agar Rosie tidak merasa capek saat suaminya itu menyuruhnya untuk menunggu.
Bukankah suaminya itu sangat so sweet ?
"Ya kita..." Suara Archie terpotong ketika suara dering panggilan masuk terdengar begitu keras dari ponsel pria itu.
Archie terlihat meliriknya sebentar sebelum memilih untuk mengangkatnya. Rosie yang sudah berdiri dari tempatnya memilih menghampiri pria itu.
Kurang beberapa langkah lagi ia akan sampai di depan meja Archie. Namun langkahnya terhenti saat wajah Archie terlihat berubah.
Wajah datar dan keras terlihat di wajah Archie. Menandakan jika suaminya itu tengah marah.
Ada apa ?
"Baiklah, aku akan ke sana. Kita bertemu di sana" ucap Archie dingin sebelum menutup telfonnya.
Rosie mengusap perutnya dengan rasa khawatir yang tiba-tiba terasa.
"Ada apa ? Apakah ada masalah ?" Tanya Rosie dan suaminya itu terlihat menoleh.
Sebelum menekan ponselnya secara acak dan menatap Rosie sejenak. Rosie yang merasa ada yang janggal memilih untuk maju dan hendak mendekati Archie.
Namun suara pria itu lebih dulu menghentikannya.
"Kita batal makan malam. Benie akan mengantarmu pulang. Aku memiliki urusan" Kernyitan langsung muncul di kening Rosie mendengar nada kasar yang ditujukan untuknya.
"Katakan padaku. Apakah ada masalah ?"
"Tidak ada. Segeralah pulang dan Benie yang akan mengantarmu" tatapan mata Archie masih fokus di ponsel miliknya tanpa menatap Rosie sedikitpun.
Rasa kesal langsung terasa di dalam dada Rosie dan membuatnya menghentakkan kakinya ke lantai.
"Ih tapikan aku mau steak. Kau sudah janji kali ini"
"Akan ada yang mengantarnya jika kau mau pesan. Aku sedang..."
"Tapikan kau..."
"AKU MEMILIKI URUSAN! JIKA AKU MENGATAKAN KAU AKAN PULANG YA PULANG!"
Bentakan itu terdengar sangat keras dan membuat Rosie langsung tersentak kaget. Bahkan kedua tangannya langsung memegang dada berusaha menetralkan detak jantungnya.
Archie terlihat kaget saat menatap Rosie yang mulai menunjukkan mata yang berkaca-kaca.
Archie hendak maju ketika Rosie memundurkan tubuhnya berusaha menjaga jarak dari suaminya itu.
Rasa sesak langsung terasa di dalam dadanya. Belum lagi sengatan rasa panas muncul di kedua matanya tetapi Rosie berusaha menahannya agar tidak menangis di sini.
Di depan Archie.
"Kau bisa menjelaskannya baik-baik. Aku akan mengerti. Bukankah memang selalu begitu ?" Cicit Rosie dengan kedua mata yang terlihat berkaca-kaca.
Archie menggelengkan kepalanya untuk memberikan penjelasan pada Rosie.
"Sayang..." Panggil Archie yang berbarengan dengan Rosie yang membalikkan badannya.
"Aku pulang" pamit Rosie sebelum berbalik dan benar-benar pergi dari ruangan Archie.
Tanpa menoleh ataupun di kejar oleh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Perfect Husband
Romance"Tidurlah denganku lagi" "Brengsek!" Rosie menarik tangannya dengan sekuat tenaga dengan umpatan yang sejak tadi di tajamnya Rosie keluar dari ruangan itu dan mengabaikan langkahnya yang hampir tersandung. Namun gerakkan terus kalah cepat ketika pri...