"Makanlah yang banyak" ucap Archie yang menatap Rosie yang melahap menu bento yang dibawanya tadi.
Rosie memilih mengabaikan ucapannya Archie dan terus melahap makanan yang ada di depannya.
Salahkan sendiri perutnya yang terasa sangat lapar ketika Archie datang dan membawakan makanan untuknya.
Padahal Rosie tidak berniat makan apapun karena rasa mual yang mengganggunya tadi. Sebelum bertengkar dengan Archie.
Pria itu tidak memakan bagiannya dan hanya menatap Rosie bagaikan tontonan yang menarik.
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore dan Archie sama sekali tidak beranjak dari rumahnya.
Mereka berpelukan beberapa saat setelah obrolan yang cukup panjang. Diakhiri dengan Rosie yang mengatakan perasaannya pada Archie.
Tidak ada balasan ataupun respon dari pria itu. Sebelum akhirnya suara perut Rosie mengganggu dan membuat Archie mengambil makanan yang disiapkan sebelumnya.
"Kau ingin memakan sesuatu lagi ?" Suara Archie terdengar kembali karena tidak ada respon dari Rosie.
Sedangkan Rosie hanya diam dan melirik Archie yang terlihat sabar menunggu jawabannya.
"Tidak. Aku sudah kenyang makan ini" Archie mengangguk dan menyandarkan tubuhnya di punggung kursi.
Untuk beberapa saat mereka hanya saling diam tanpa mengatakan apapun. Sampai akhirnya Archie memberanikan diri mengatakan apa yang ada di pikirannya saat ini.
"Kembalilah ke rumah kita, Rosie. Tempatmu seharusnya disana"
Rosie mengangkat pandangannya dan terdiam beberapa saat. Sebelum menatap makanannya kembali dalam diam.
Rosie sama sekali tidak menyangka jika Archie akan mengatakan hal itu secepatnya. Padahal Rosie belum merasa pembicaraan mereka selesai.
Mereka belum menemukan titik temu. Hanya saja Archie memang sudah meminta maaf padanya.
"Kita belum membicarakan semuanya. Termasuk uang dan..."
"Tidak ada yang perlu dibicarakan, Rosie. Aku tidak memiliki maksud apapun untuk melakukannya. Bahkan Demi tuhan! Bukan karena aku menganggapmu pelacur. Kau istriku!"
Archie terlihat gusar kala mengatakan apa yang dipikirannya. Ia sama sekali tidak habis pikir dengan cara berpikir Rosie yang tak masuk akal.
"Ya aku tau! Tapi itu penting bagiku. Jika kau membiarkanku melupakan semuanya aku akan terus merasa kau membayarku. Aku akan mengembalikan uangmu saat kau menbeliku dan juga uang untuk membayar utang kemarin"
Archie hendak membuka mulutnya ketika suara Rosie lebih dulu menyela.
"Keputusanku sudah bulat" potong Rosie dan Archie memilih menutup mulutnya.
Sebelum helaan napas terhela dari dirinya. Archie bahkan cukup paham jika Archie terus menekan Rosie. Mungkin mereka akan berakhir bertengkar dan saling berteriak.
Bukannya membicarakan pembicaraan mereka dengan suara tenang seperti ini.
Archie mengulurkan tangannya dan memegang tangan Rosie yang ada di atas meja. Rosie sama sekali tidak menunjukkan penolakan.
Hanya diam dan menatap tangan Archie yang menggenggam tangannya itu.
"Baiklah, jika itu yang membuatmu merasa adil dan mau kembali. Aku tidak akan memaksa. Tapi kau harus tau satu hal, aku melakukannya karena ingin membuat bebanmu berkurang, Rosie. Anggap saja sebagai kado pernikahan kita"
Archie menarik tangan Rosie dan memberikan kecupan lembut di punggung tangannya. Membuat Rosie terdiam seribu bahasa dan bahkan tak mampu mengatakan penolakannya pada Archie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Perfect Husband
Romance"Tidurlah denganku lagi" "Brengsek!" Rosie menarik tangannya dengan sekuat tenaga dengan umpatan yang sejak tadi di tajamnya Rosie keluar dari ruangan itu dan mengabaikan langkahnya yang hampir tersandung. Namun gerakkan terus kalah cepat ketika pri...