Rosie meneguk minumannya dan mengernyitkan keningnya dalam sebelum menghela napas keras. Gared yang duduk di sampingnya terlihat tersenyum dan meneguk minumannya sendiri.
Tempat ini benar-benar sesuai yang dikatakan oleh Gared. Hanya bar santai yang menyediakan minuman alkohol bagi siapa yang ingin. Ya mungkin memang ini yang sedang dibutuhkannya.
Rosie mengambil botol di depannya dan menuangkannya ke dalam gelas kecil yang ada di tangannya. Belum sempat Rosie menuangkan hampir setengah gelas. Gared mengulurkan tangannya dan menahan.
"Kau tidak boleh minum terlalu banyak. Kau bisa menjadi orang bodoh setelahnya" Omel Gared dan Rosie tertawa pelan.
"Aku baru menghabiskan 4 gelas" Gared berdecak.
"Ya tapi aku tidak berminat membersihkan semua muntahanmu" Rosie tertawa mendengar nada kesal dari Gared.
Jangan menyalakan Rosie akan kenangan buruk itu. Rosie jarang minum seperti ini dan dirinya tidak sekuat Gared bisa menghabiskan beberapa botol.
Rosie dan Gared saat dibangku sekolah dulu pernah datang ke club dan menghabiskan beberapa botol. Rosie yang terlalu mabuk tidak berani pulang dan memilih menginap di rumah Gared.
Di sana Rosie mual dan muntah mengotori kamar Gared karena terlalu mabuk. Setelahnya Gared menjadi garda paling depan jika Rosie akan mabuk-mabukkan tanpa arahan.
Sahabatnya ini adalah yang terbaik.
"Aku akan ke toilet dulu dan kau tidak boleh minum selama aku pergi. Tunggu dulu" Gared beranjak dari tempatnya dan berjalan menuju toilet.
Rosie yang melihat Gared menjauh memilih mengangkat gelasnya dan menyesap minumannya. Sebelum benar-benar menegaknya hingga tandas.
Ia rasanya ingin tertawa jika membayangkan bagaimana omelan Gared jika tau ia minum lagi. Rosie menuangkan minumaan ke dalam gelasnya dan hendak meminumnya.
Namun belum sempat Rosie mengangkatnya. Sebuah tangan lebih dulu mengambilnya dan meminumnya hingga tandas. Rosie menolehkan kepalanya mencari tau siapa yang mengambil minumannya tersebut.
Kedua matanya hampir saja lepas melihat siapa yang menegak minumannya dengan sembarangan. Sosok pria yang hampir seminggu ini terus dipikirkannya.
"Jika kau tidak ingin berakhir di ranjang seorang pria. Jangan terlalu banyak minum" ucap Archie dengan suara seraknya dan membuat Rosie melototkan matanya.
Sialan pria itu!
"Kenapa kau disini ?" sergah Rosie dan Archie tersenyum.
"Seorang anak buahku mengatakan ada pelanggan istimewa di bar milikku" Ucap Archie dengan mengedipkan sebelah matanya.
Ucapan itu seketika membuat Rosie mengernyitkan kening sebelum membelalakkan matanya karena paham ucapan Archie.
"Kau..."
Archie tiba-tiba berdiri dari tempatnya dan memasukkan sebelah tangannya di saku celana dan Rosie cukup tau jika itu adalah gaya andalan pria itu.
Namun yang baru di sadari Rosie adalah Archie menggunakan setelan casual yang memperlihatkan pria itu terlihat jauh lebih muda dan tampan. Sialan Rosie! Kau seharusnya tidak fokus dengan hal itu.
"Well aku tidak akan menganggumu dan temanmu. Dia aman untukmu dan kurasa aku tak perlu mengkhawatirkannya. Aku hanya ingin melihatmu sebentar. So see you later, Dear"
Archie membalikkan badannya berjalan menjauh dengan meninggalkan senyuman yang bahkan akan diingat Rosie sampai kapanpun.
Apa-apaan pria itu ?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Married The Perfect Husband
Roman d'amour"Tidurlah denganku lagi" "Brengsek!" Rosie menarik tangannya dengan sekuat tenaga dengan umpatan yang sejak tadi di tajamnya Rosie keluar dari ruangan itu dan mengabaikan langkahnya yang hampir tersandung. Namun gerakkan terus kalah cepat ketika pri...