Chapter 18

6.1K 597 13
                                    

Rosie sempat melirik Gwen yang juga ikut terdiam dengan ucapannya. Perempuan itu hanya berdiri tanpa mengatakan apapun.

Sedangkan Archie menunjukkan wajah frustasinya.

Namun Rosie sudah memikirkan semuanya dan ia sudah membulatkan tekadnya.

"Aku memiliki uang 2700 dollar untuk membayarmu dan sisanya akan ku ..." Belum sempat Rosie menyelesaikan ucapannya.

Sentakan di tangannya dan bentakan Archie terdengar begitu keras. Bahkan Rosie bisa melihat dengan jelas jika Gwen tersentak kaget mendengar kemarahan kakaknya itu.

"Brengsek! Apa yang kau katakan hah ?" Bentak Archie dan seharusnya Rosie ketakutan dibuatnya.

Namun dirinya sudah kepalang tanggung dan tidak mungkin bersikap menciut saat ini.

"Aku akan mengganti uangmu itu dan bunganya"

Rosie jelas tau jika Archie mungkin saat ini sedang mempertimbangkan harus memukul Rosie ataupun mencekiknya.

Wajah Archie tidak ada ramah-ramahnya dan pria itu benar-benar terlihat begitu marah. Terlihat ingin memukul sesuatu sampai hancur.

Bahkan mungkin juga itu adalah Rosie.

"Brengsek kau Rosie!" Bentak Archie sebelum mendorong Rosie untuk masuk ke dalam rumahnya tersebut.

Gwen yang hendak mengikuti mereka langsung di halangi oleh Archie dan pria itu langsung menutup pintu serta menguncinya.

Membuat Rosie harus terkurung di rumahnya ini bersama Archie yang terlihat tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Mungkin saat di luar tadi Rosie tidak merasa takut karena Gwen pasti akan menjadi tamengnya. Namun Rosie tidak yakin dengan posisinya saat ini.

Saat pria itu berbalik rasa takut langsung menyergap Rosie. Seluruh akal sehatnya seolah kembali dan menyalakan sirine waspada.

Belum sempat Rosie membalikkan badan dan kabur. Tangan Archie lebih dulu menariknya dan mencengkram rambutnya kasar.

Sebelum pria itu menempelkan dirinya keras di atas bibir Rosie. Pria itu langsung menciumnya dengan kasar dan bahkan membuat bibirnya robek.

Rosie sekuat tenaga menolak suaminya itu tetapi apa daya pria itu terlalu brutal menciumnya.

Archie sama sekali tidak memberikan kesempatan untuk Rosie untuk berbicara ataupun menolak pria itu.

Dengan kasar Archie mendorongnya mundur dan menahannya di dinding. Rosie merasakan punggungnya terasa sakit akibat benturan dan tekanan.

Namun Archie tentu saja tidak peduli dan pria itu masih menciumnya dengan ganas.

Rosie mengerang mencengkram kemeja Archie dengan erat. Berharap pria itu dapat merasakan sakit yang juga sedang dirasakannya.

Rosie terlena

Sialnya pria itu begitu ahli mengobrak-abrik dirinya dan juga hidupnya.

Pria itu memiliki segalanya dan selalu memegang kendali semuanya.

Rosie membencinya dan sangat membenci suaminya itu.

Archie baru melepaskan ciumannya ketika mereka mulai kehabisan napas satu sama lain. Tetapi Archie tidak berniat menjauhkan bibirnya dari Rosie.

Di sela-sela kewarasannya Rosie mendengar gumaman Archie di depan bibirnya.

"Brengsek kau Rosie. Kau benar-benar sialan" bisikan itu terdengar lirih dan mengandung segala makna frustasi.

Kedua mata Archie menatapnya tetapi Rosie sama sekali tidak bisa membaca semua emosi di sana. Kecuali kemarahan dan kekecewaan.

"Bawa ke neraka semua uang-uangmu. Aku tak membutuhkannya" tekan Archie sebelum pria itu menarik diri dan membalikkan badan.

Married The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang