Chapter 17

6.7K 612 19
                                    

Oiyaaa mau info juga yaaa kalau aku tuh lagi buntu bikin cerita hehe

Apalagi cerita panjang gitu loh...

Akhir-akhir ini sibuk banget buat kuliah, kerja, gym dan kehidupan di rumah.

Tapi pengen nulis wohoho....

Jadi nanti NIATNYA aku mau bikin cerita pendek-pendek gitu. Tapi hanya bisa di akses di Karyakarsa ya harga mungkin 5.000 - 10.000 mungkin yaaa

Jadi mungkin buat kalian yang mau baca ceritaku versi pendek-pendek mungkin bisa mampir ya

Ini masih rencana sambil ngatur waktu hidup ini ya

Semoga kalian di luaran sana sehat-sehat terus dan selalu dilimpahkan rejekinya yaaa

Big luv Ififah75

*-*-*

Gwen menghentikan mobilnya di depan sebuah kantor yang terlihat cukup ramai. Terlihat jelas jika adik iparnya itu terlihat mengernyitkan keningnya heran.

Namun adik iparnya itu tidak mengatakan apapun dan hanya mengikutinya untuk keluar dari mobil. Rosie membuka tasnya dan memastikan jika dirinya membawa uang yang dibutuhkannya.

"Kau mau tunggu di sini atau kau ikut masuk ?" Tanya Rosie ketika mereka berdua baru saja masuk ke dalam kantor kecil yang didatanginya ini.

"Kalau aku ikut masuk boleh ?" Rosie menatap geli Gwen sejenak sebelum mengiyakan perempuan itu.

Tidak ada yang harus disembunyikannya dari Gwen ataupun keluarga Archie. Saat ini tempat yang tengah dikunjunginya adalah kantor debt kolektor yang biasa menagih hutang orang tuanya sebulan sekali.

Rosie selalu memastikan jika tagihan akan dibayarkan sebelum tenggat waktu yang diberikan. Sejak ia mendapat uang dari hasil menghabiskan malam dengan Archie.

Rosie selalu membayarkan tagihannya secara rutin. Ia cukup bangga dengan dirinya sendiri karena bisa membayar tanpa harus menjual dirinya lagi.

Dulu ia mungkin terpaksa dan Rosie tidak berminat melakukan hal yang sama.

Seorang perempuan yang biasanya selalu bertemu dengannya selama sebulan sekali itu langsung melihatnya dan tersebut.

Pegawai tersebut berdiri dan mengulurkan tangannya pada Rosie serta Gwen.

"Senang bertemu denganmu, Rosie" ucap pegawai tersebut yang dikenalnya sebagai nama Jennie.

"Senang bertemu denganmu juga, Jen. Well kau tentu tau apa yang akan kulakukan. Aku hendak membayar tagihan milik orang tuaku dan sepertinya aku akan membayar dua tagihan secara langsung. Apakah bisa ?" Tanya Rosie langsung dan memilih duduk di kursi yang disediakan.

Gwen terlihat duduk di sampingnya dan hanya diam sambil mendengar ucapannya pada Jennie.

Perubahan di wajah Jennie terlihat sebelum perempuan itu menepuk tangannya dan tersenyum. Jennie menarik kursinya dan duduk berhadapan dengan Rosie saat ini.

"Nah itu, ada hal yang harus ku sampaikan padamu. Sebenarnya ini melanggar peraturan hanya saja suami... Eh sebentar" kernyitan di kening Rosie terlihat ketika Jennie menyebut kata 'suami'

Ada apa ?

Jennie mengambil selembar kertas yang baru saja dicetak dan diserahkan pada Rosie.

"Sebulan yang lalu ada seorang pria datang kemari dan ingin melunasi seluruh hutangmu. Saat kutanya dan kumintai keterangan dia mengatakan. Jika ia adalah suamimu dan dia melunasi hutang beserta bunganya" Jennie terlihat menatapnya tidak enak sebelum melanjutkannya.

Married The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang