Chapter 16

6.6K 552 5
                                    

Rosie menatap halaman belakang yang menampilkan suasana yang begitu menyejukkan dan selalu membuat Rosie kagum berkali-kali saat melihatnya.

Rosie sama sekali tidak pernah membayangkan ia akan tinggal di rumah semegah ini. Bahkan begitu mewah hanya untuk ditinggali dirinya dan juga Archie.

Ya, setelah seminggu tinggal di rumah kedua orang tua Archie. Suaminya itu tidak menunda lagi untuk memboyongnya ke rumah baru mereka.

Rumah mereka.

Sebuah senyuman muncul di wajah Rosie ketika mengingat cara Archie menyebut ini sebagai rumah mereka.

Rosie tersenyum dan memegang pagar pembatas balkon di kamarnya dan juga Archie. Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi dan Rosie baru saja membereskan kamar.

Ia membereskan kamarnya bersama Archie sendiri bukan karena tidak ada pembantu di sini. Bukan karena hal itu.

Melainkan karena Rosie ingin dirinya sedikit lebih berguna di sini. Bukan sebagai teman ranjang Archie ataupun hanya duduk cantik saat bangun pagi.

Archie membayar banyak pelayan untuk membersihkan dan merawat rumah ini. Pria itu mengatakan pada Rosie untuk tidak melakukan apapun.

Tentu saja Rosie langsung menolaknya dan protes. Namun debat mereka berdua hanya menghasilkan kesepakatan jika Rosie akan memasak untuk Archie dan juga membersihkan kamar.

Untuk pekerjaan lainnya akan ada yang membereskannya. Mau tidak mau Rosie menerimanya tanpa protes. Apalagi Archie langsung membekapnya dengan mulut pria itu.

Sialan memang! Pria itu akan menciumnya untuk membungkam semua Omelan yang mungkin akan keluar dari mulut Rosie nantinya.

Memang cara kurang ajar tapi sayangnya manjur!

Archie adalah perayu ulung dan sialnya Rosie selalu jatuh pada pesona pria itu.

Suara deringan ponsel membuat Rosie menolehkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam kamar.

Mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan menemukan nama Archie muncul dan layar ponselnya.

Senyuman Rosie langsung merekah melihatnya dan tangannya langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Ya halo!" Sapa Rosie langsung dan entah bagaimana Rosie bisa merasakan jika Archie tengah tersenyum di sana.

"Hai, cantik! Sedang apa ?" Suara bariton Archie terdengar dan Rosie memilih menjatuhkan tubuhnya di ranjang.

"Sedang bingung akan melakukan apa karena suamiku sangat protektif" ungkap Rosie dan suara tawa Archie terdengar.

"Akukan hanya tidak ingin kau capek"

"Hm... Ya ya terserah. Apa kau akan makan siang ? Atau rapat ?" Rosie menatap langit-langit kamar dan mengayunkan kakinya di lantai.

Menunggu jawaban Archie dengan suka cita.

"Aku sih sedang rindu dirimu" Rosie langsung mengeluarkan suara decakan tetapi senyumannya tidak bisa ditahan.

"Kau merindukanku ? Bagaimana jika aku mengantarkan makanan padamu ? Makan siang di kantor"

Ide itu langsung muncul di otak Rosie dan membuat rasa antusias langsung mengalir dalam darahnya.

Bukankah itu dengar menarik ?

"Ehm... Kau tidak capek memangnya ?"

"Kau... Janganlah begitu, kau tau sendiri aku hanya..."

"Tunggu sebentar Benie"

Married The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang