Bab 44: Bulan Hunters Moon

1.3K 102 0
                                    

Tanaman yang sebelumnya telah aku tanam dengan Claire saat aku sedang bersembunyi di Klan Snow Moon telah berbunga. Walaupun bunga-bunga yang mengegelilingku di dalam rumah kaca milik Claire sangat indah. Tapi aku tidak bisa merasakan euforianya.

Saat ini aku hanya duduk diam di bangku kayu panjang, hanya berdua saja dengan Claire. Luca diserahkan pada pengasuhnya untuk tidur siang.

Kata-kata Gianna masih tengiang-ngiang di kepalaku. 

Selamat, Luna Rhea. Kamu sedang mengandung.

Janinmu sangat sehat. Aku bisa merasakan detak jantungnya. Bahkan, aku bisa merasakan dia bereaksi dengan sihirku.

Sentuhan Claire di bahuku membuatku tersadar. "Kumohon, katakan sesuatu."

"Aku hanya—" terlalu bingung. Menghela napas panjang, aku melanjutkan."Kami belum pernah membicarakan ini."

Claire mengigit bibirnya karena gugup. Apa dia mengetahui sesuatu?

"Kurasa, lebih baik kalian berdua segera membicarakannya." Claire mencoba menghiburku. Dia tahu sesuatu. Tidak, Theor pasti lebih tahu.

Memfokuskan pikiranku, aku berusaha meraih pikiran Theor. Dia membiarkannya terbuka. Dengan mudah, aku masuk kedalamnya dan mencari ke dalam ingatannya.

Ketemu.

Aku melihat tubuhku lemas dan tidak berdaya. Luka cakar yang lebar, menganga dari bahu hingga dadaku. Darah segar masih merembes keluar dari bajuku. Mallory lah yang membawaku kembali kedalam tendaku. Di ikuti dengan Luke yang berteriak dari sampingnya. "Apa-apaan ini? Bagaimana bisa?" Dia meraung. Otot-otot di tubuhnya menegang. Dia gemetar karena menahan amarah.

Mallory menurunkan tubuhku di atas tempat tidur. "Kemarahanmu tidak akan membantunya." Ucapnya tenang. Dia cepat - cepat menarik baju lengannya. Lalu mengambil belati yang disarungkan di pinggangnya.

Dia mengiris pergelangan tangannya sendiri. Darah merah kental yang berkilauan keluar dari kulitnya. Dia menurunkan tangannya dan meletakannya di atas bibirku. "Minumlah, Rhea." Dia memerintahkan dengan menggertakkan giginya. Walaupun dia terlihat tenang. Tapi ada gejolak kepanikan didalam suaranya.

Luke akhirnya tampak lebih tenang. "Kumohon, selamatkan mereka berdua." Dia memohon pada Mallory sambil berlutut disamping tempat tidur. Pandangannya tidak beralih dari tubuhku.

"Aku tahu." Ucap Mallory sambil menggertakkan giginya.

Setelahnya, aku tidak lagi melihat apapun. Aku dihadapkan dengan kegelapan. Theor telah mengunci ingatannya.

'Kenapa kamu ada di kepalaku, Rhea?' Dia bertanya bingung.

'Karena kamu punya jawabannya.'

Theor langsung memutus pikirannya denganku.

Aku mendengar suara langkah yang terburu-buru sedang mendekat. Pintu ruang kaca terbuka. Luke masuk kedalam rumah kaca. Nafasnya terengah-engah. Apakah dia langsung berlari kesini?

Saat tatapannya menemukanku. Dia berjalan lebih lambat. Claire yang  telah melihat kehadiran Luke, langsung bergumam. "Kurasa, ini saatnya aku untuk pergi." Dia berkata pelan dan berdiri meninggalkan aku. Ketika mereka berdua berpapasan. Claire berbisik, "Katakan padanya, semuanya." Ucapnya sambil menepuk bahu Luke. Setelahnya, dia keluar dan meninggalkan kami sendirian.

Wajah Luke tampak tegang. Dia hanya berjarak dua langkah dariku. "Aku akan menjelaskannya." Ucapnya hati-hati.

"Sejak kapan kamu tahu?"

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang