Bab 34: Perkenalan

1.1K 102 0
                                    

Leana terlambat.

Aku sudah menunggunya selama hampir satu jam. Ramon adalah penanggung jawab Para Warrior yang berpatroli. Dia mengerutkan kening bingung, "Ini tidak seperti Leana."

"Mungkin saja dia sakit." Aku menebak.

Ramon menggeleng, "Tidak, bahkan ketika sakit. Dia tidak akan melewatkan jadwal patrolinya sendiri." Dia bersikeras. "Aku bisa menukar jadwal kalian dengan Warrior lainnya. Jadi, kamu tidak perlu berpatroli sendirian."

"Tidak perlu." Lagipula, jika aku kembali ke kastil. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Naskahku baru saja terkirim kemarin dan aku membutuhkan inspirasi. Biasanya, berpatroli bersama Leana membuatku mendapat inspirasi untuk naskahku. "Aku bisa berpatroli sendirian.

Ramon cemberut, "Alpha Luke tidak akan suka."

"Kalau begitu, jangan katakan apapun padanya." Aku menyeringai, "Mari kita anggap ini rahasia kita berdua."

Bibir Ramon mengerut, "Aku meragukannya. Alpha Luke selalu tahu. Apalagi, apapun yang ada diwilayahnya."

"Ya, ampun Ramon." Aku memutar bola mata. "Anggap saja aku sedang berjalan-jalan, oke? Aku bosan, terus-terusan berada di dalam kastil."

Setelah beberapa saat, akhirnya dia mengangguk. "Tapi, jangan sampai terlambat. Begitu pergantian patroli, berjanjilah padaku kalau kamu langsung kembali."

Aku memberikan gestur hormat serius padanya, "Siap kapten." Lalu tertawa.

Ramon tersenyum. Aku tidak menyangka, pria segarang Ramon bisa tersenyum. Mungkin saja kelangkaan senyumannya penyebab Rue menikahinya. Aku berbalik dan segera berjalan menjauh darinya.

Sepuluh menit kemudian aku sudah menelusuri pinggiran wilayah Klan Hunters Moon. Hari ini matahari bersinar cerah, hingga sinarnya menembus melalui pepohonan di atasku yang rimbun. Tepat di sampingku, ada sungai yang memisahkan antara wilayah Klan Hunters Moon dan wilayah luar.

Aku menelusuri sepanjang pinggiran sungai, hingga ujung mataku menangkap sebuah pergerakan. Itu adalah pergerakan yang sangat halus. Jika pengelihatanku tidak tajam, mungkin aku tidak akan menyadarinya. Dari balik semak-semak yang tinggi di seberang sungai, ada dua ekor Rogue yang muncul. Mereka berdua menggeram padaku.

Aku menyeringai, "Ayo, kemarilah."

Mereka sama sekali tidak beranjak. Malahan mereka berdua mundur, menjauh. Hingga semak-semak yang tinggi semakin menutupi tubuh mereka.

Bisakah kita berburu? Sudah lama kita tidak berburu.

Aku sudah berjanji pada Luke.

Dia tidak ada disini dan kita bisa menghilangkan bukti setelah berburu.

Baiklah.

Aku mulai berjalan memasuki sungai dan melawan arusnya. Aku masih bisa merasakan pergerakan kedua Rogue itu. Saat aku mulai naik dari pinggiran sungai, geraman kedua Rogue itu semakin liar. Mereka meringis lebar, menampakkan taring-taring yang tajam.

Biarkan aku mengambil alih.

Tentu saja.

Aku membiarkan Maeve mengambil alih tubuhku. Mudah saja, mencabik-cabik dua Rogue itu. Dalam beberapa menit. Cakarku yang besar menggengam dua jantung Rogue itu. Maeve mendengkur kesenangan. Lalu dalam sekejap, jantung itu hancur saat aku mencengkramnya dengan cakarku.

Sekarang, saatnya aku kembali tidur.

Aku kembali ke wujud manusiaku dan mendengar dengkuran pelan Maeve dari ujung pikiranku. Dia sudah kenyang dan sekarang tertidur. Aku merengut tidak suka, saat menatap sisa-sisa tubuh besar dua Rogue dihadapanku. Maeve sebelumnya berjanji membantuku menyingkirkan ini. Tapi, sekarang dia malah meninggalkanku sendirian. Membakar mereka akan menimbulkan kecurigaan. Belum lagi, asapnya akan menimbulkan perhatian. Mungkin aku bisa berjalan masuk lebih ke dalam hutan dan memindahkan sisa-sisa tubuh mereka untuk dimakan hewan liar. 

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang