Bab 14:Rencana

1.5K 164 0
                                    

Dain bolak-balik berteleportasi ke tempat dimana kami meninggalkan bangkai Rogue. Sedangkan pemuda itu dan aku mengumpulkan bangkai mereka di satu tempat untuk mempermudah rencanaku.

Aku sudah terlalu lelah untuk menggunakan kemampuanku. Dibutuhkan tenaga yang besar untuk menggunakan kemampuanku. Walaupun aku sudah menyerap esensi kehidupan para Rogue itu, tapi aku masih membutuhkan pemulihan kemampuanku. Keringat sudah membasahi keningku saat aku menyeret dan melemparkan bangkai itu menjadi tumpukan.

Pemuda itu tampak ngeri dengan pemandangan yang ada dihadapannya. Bahkan hampir memuntahkan isi perutnya. Semenjak kami berdua kembali dari hutan. Pandangan pemuda itu pada kami telah berubah total, awalnya dia hanya ketakutan dengan ancamanku. Sekarang, dia ngeri dengan kehadiranku.

Bahkan aku melihatnya berjengit saat aku lewat disampingnya. Dia sama sekali tidak melontarkan pertanyaan apapun. Hanya menuruti dan melakukan apapun perintah yang aku katakan. Walaupun dia terlihat takut. Tapi aku bisa melihat dia ingin sekali melemparkan pertanyaan.

"Katakan." Gumamku padanya.

Pemuda itu mendongak, "Apa?" Tanyanya takut.

"Kamu pasti punya pertanyaan."

Dia menelan beberapa kali, tampak ragu. Tapi, keingintahuannya menang. Dia mencoba memberanikan diri untuk bertanya. "Kenapa semua bangkai ini jantungnya menghilang?"

"Karena aku membutuhkannya."

"Itukah sebabnya tangan kananmu berlumuran darah?" Tatapannya tertuju pada tangan kananku dengan darah yang mengering. Pemuda itu semakin bingung, "Sebenarnya, kalian berdua mahkluk apa? Alpha Luke mengatakan bahwa kalian berdua agak berbeda dengan kami dan kalian butuh perlindungan."

Aku tertawa kencang saat mendengar kata 'perlindungan' keluar dari mulutnya. Tapi aku masih memafkannya karena Luke tidak mengatakan identitasku dan Dain yang sebenarnya. "Kami berdua memang berbeda, itulah mengapa aku tidak mau berburu bersama yang lainnya. Cara berburu kami tidak sama."

"Untuk apa kamu melakukan ini semua? Bukankah kamu adalah pasangan jiwa Alpha Luke? Kamu akan aman jika tetap disisinya."

Yah, aku memang akan aman. Seaman burung yang dikurung dalam sangkar.

"Anggap saja, aku punya rencanaku sendiri, sekarang lanjutkan pekerjaanmu sebelum Dain datang." Ucapku sambil berjalan menjauhinya. Aku tidak ingin melanjutkan percakapan itu dengannya. Selain itu, bau busuk bangkai para Rogue itu juga mengangguk indera penciumanku. 

Beberapa menit kemudian Dain datang membawa minyak tanah dan pemantik. Aku duduk menjauhi mereka berdua. Duduk di atas batu besar di pinggiran hutan. Pemuda itu dan Dain membakar seluruh tumpukan bangkai Rogue. 

Saat api mulai berkobar dan mulai menghanguskan sisa-sisa bangkai. Dain meninggalkan pemuda itu yang sangat tertarik dengan bangkai Rogue yang telah hangus. Dia berjalan mendekatiku dan duduk tepat disampingku. "Berhenti menakut-nakuti pemuda itu."

"Bukankah bagus, jika dia takut pada kita? Sebelumnya dia membawa kita ke hutan yang sama sekali tidak ada keberadaan Rogue. Saat aku mengancamnya, dia baru menunjukkannya pada kita berdua." Bentakku padanya. 

Dain sama sekali tidak tersinggung ataupun marah, malahan dia berbicara dengan nada yang lembut padaku. "Itu bukan salahnya, dia hanya melakukan perintah." 

"Aku tidak peduli." 

Dain menghela nafas yang panjang, "Setelah ini, apa rencanamu selanjutnya. Aku yakin ini hanya permulaan." 

Aku menyeringai lebar. "Kita pulang dan mendiskusikan rencanaku selanjutnya." 

Setengah jam kemudian, semua bangkai itu telah berubah menjadi abu. Beruntungnya, angin hari ini kencang. Jadi, abu itu mulai berterbangan mengikuti arah angin. Matahari sudah mulai muncul saat kami memutuskan kembali. 

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang