Bab 40: Situasi

758 85 0
                                    

Dain memindahkan kami berdua tepat di barisan paling belakang pasukan Ogre. 

"Bagaimana caranya?"

Maeve memberika kilasan ingatan milik Leon Caspian. "Aku punya ide." Aku mengirimkan ideku pada Dain melalui pikiranku.

"Itu rencana gila." Gerutunya.

Aku berlari masuk kedalam barisan pasukan Ogre. Mereka sama sekali tidak menyadari kehadiranku dan Dain. Karena tinggi kami hanya mencapai lutut mereka. Dan pandangan mereka selalu lurus ke depan. Mengekori pemimpin mereka. 

Ketika aku sampai di tengah-tengah barisan mereka. Aku mulai memanjat Ogre yang terdekat denganku. Dan menancapkan cakarku kedalam kulit punggungnya.  Dain juga melakukan hal yang sama pada Ogre yang ada di belakangku.

Saat cakarku menembus kulitnya, Ogre yang aku panjat meraung kesakitan. Dia mengangkat pemukulnya dan mulai berputar, berusaha menjatuhkan aku dari punggungnya. Tapi, pemukulnya malah terlempar dan mengenai Ogre disampingnya.

Ogre yang disampingnya, menatap marah pada Ogre yang aku panjat. Setelahnya, Ogre yang aku panjat terjatuh kesamping karena pemukul yang dibawa oleh Ogre yang marah. Aku melompat turun dan menemukan Dain juga melakukannya. Telah terjadi pertarungan di dalam pasukan mereka sendiri. Para Ogre itu saling memukul satu sama lain.

"Kita harus menjauh," Dain menarikku. "Aku tidak mau tertindih tubuh jelek itu."

Aku terkekeh.

Detik selanjutnya, dia membawa kami ke tepi. Beberapa meter dari gerombolan pasukan Ogre. Aku melihat Mallory, dia telah bertarung dengan pemimpin Ogre. Sendirian.

Aku berniat untuk membantunya, tapi dia sudah mengangkat kepala pemimpin Ogre dan melompat turun dari tubuhnya dengan senyuman kemenangan. Sisa pasukan Ogre dihabisi dengan mudah oleh pasukan kami yang baru saja datang.

Bagaimana Mallory bisa berada disana secepat itu?

Sebuah ingatan dikirimkan ke kepalaku. Bersamaan dengan suara Theor. 'Luke membutuhkan bantuanmu.'

Luke sedang bertarung dengan Damon, mereka masih menggunakan wujud manusia mereka. Tapi, Damon mampu mengubah kedua tangannya menjadi cakar. Luke tampak kuwalahan menghadapinya, Damon sangat cepat. Kecepatannya bahkan hanya terlihat seperti kelebatan bayangan. Ditambah lagi dengan cakar itu. Luke semakin terpojok. Tidak ada yang mampu mendekatinya, bahkan Jack sekalipun. Karena orang-orang Damon selalu menghalanginya.

"Bawa aku ke pasukan utama, Dain." Aku memerintah.

"Tapi," Dia mencoba menolak. Aku mengirimkan ingatan Theor padanya. Wajahnya berubah panik dan ketakutan. "Baiklah," Dia menarikku.

Detik berikutnya, kami berdua berada di tengah-tengah pasukan utama yang sedang bertarung. Theor berada tepat disampingku. Dain membantu Theor. Aku bergerak ke arah Jack yang masih berusaha melawan orang-orang Damon yang menjauhkannya dari Luke.

Dengan kemunculanku yang tiba-tiba. Aku mampu menjatuhkan beberapa Warrior yang menahan Jack.

"Rhea." Aku mendengar suara Jack dipenuhi dengan kelegaan.

'Apa yang kamu lakukan!'  Luke berteriak di dalam kepalaku hingga membuatku tersentak ke arahnya. Tepat saat itu juga, pandangan kami bertemu. Dia teralihkan dari Damon. Itu dimanfaatkan oleh Damon dan dia menggores cakarnya di atas dadanya. Pakaiannya terkoyak, darah merembes dari dadanya.

Tidak, tidak, tidak.

Maeve meraung dari dalam kepalaku. Aku berlari ke arah mereka. Aku tiba tepat saat Damon akan mengayunkan cakarnya. Dia menargetkan jantungnya. Aku menghalau cakarnya, tepat di atas tubuh Luke yang telah terjatuh. 

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang