Bab 15: Sepupu Jauh

1.6K 139 1
                                    

Saat menjelang malam, Leana baru mau meninggalkanku. Awalnya dia memaksaku untuk menginap lagi di rumahnya. Aku menolaknya dengan halus, dan mengatakan bahwa ada beberapa hal yang harus kubicarakan dengan Dain. Begitu nama Dain disebut, dia langsung berubah pikiran dan secepat kilat meninggalkan ruanganku.

Menunggu selama beberapa saat. Memastikan Leana sudah menjauh cukup lama. Aku memanggil Dain dari pikiranku. 'Temui aku di ruanganku dan bawa pemuda itu bersamamu.'

'Tunggu sebentar.'

Sambil menutup mataku dan bersandar di punggung sofa, aku beristirahat. Beberapa menit kemudian. Dain masuk bersama dengan pemuda itu. Aku membuka kedua mataku dan duduk dengan punggung yang tegak. Dain langsung mengambil tempat duduk di hadapanku. Sementara pemuda itu masih berdiri. "Siapa namamu?"

"Ethan."

"Ethan, duduk lah disamping Dain, aku bukan Alphamu. Jadi, jangan terlalu kaku."

Pemuda itu langsung mengambil tempat duduk disamping Dain. Aku mengalihkan pandanganku pada Dain, "Jadi? Apa yang kamu laporkan pada Luke?"

Dain menelan gugup, sebelum berbicara. "Aku menceritakan keseluruhannya. Lagipula, aku tidak bisa berbohong. Dia bisa mengacak-mengacak pikiran Ethan dengan mudah."

"Tentu saja, dia sudah melakukannya." Tambah Ethan dengan menggerutu.

Kalau begitu, jangan sampai dia curiga dan mulai mengacak-acak pikiran Leana. Sepertinya, aku harus menyusun ulang rencanaku. Aku tidak akan mengkhawatirkan Dain, karena Luke tidak bisa meraih pikirannya. 

Aku beralih pada Ethan. "Tentang tawaranmu sebelumnya, aku menerimanya. Bisakah kita melakukannya malam ini?"

Mereka berdua sama-sama melongo karena terlalu terkejut.

***

Beruntungnya, malam ini Luke dan rombongannya pergi dari wilayah Klan Hunters Moon untuk mendatangi wilayah Klan Oak Moon untuk berdiskusi tentang penyerangan Rogue yang semakin meningkat dan urusan lainnya. Aku berani bertaruh, urusan lainnya termasuk mengunjungi Junny dan bermesraan dengannya.

Memikirkannya saja membuatku kesal. Sungguh, jika tidak menginginkan aku berada disini. Kenapa dia repot-repot membawaku kesini. Toh, dia sudah memiliki seorang wanita cantik yang akan berdiri disampingnya dan menuruti semua perintahnya.

"Apakah kamu benar-benar tidur?" Dain bertanya.

Saat aku membuka mataku, masih tersisa warna merah dari sudut pengelihatanku. Bahkan samar-samar aku mendengar geraman Maeve dari sudut kepalaku.

"Apa yang membuatmu marah?" Tanya Dain sambil menyendok makan malamnya.

"Aku benci berada disini." Jawabku getir.

Dain berhenti mengunyah dan meletakkan makan malamnya. "Kita tidak punya pilihan selain bersembunyi disini."

Aku tidak menggubris perkataannya. Karena aku masih belum siap membeberkan keseluruhan rencanaku padanya. Aku masih tidak yakin dia sepenuhnya akan berpihak padaku. Apalagi, dia sekarang telah bertemu pasangan jiwanya. Walaupun hubungan mereka juga tidak jauh lebih baik dariku. Itu masih membuatku merasa bersalah.

"Kapan Ethan akan kesini?"

"Mungkin setengah jam lagi." Jawabnya sambil mengambil makanannya dan melanjutkan makan malamnya.

Setengah jam kemudian, Ethan muncul.  Kami bertiga telah mendiskusikan rencana kami tepat setelah Luke dan rombongannya pergi. Karena kami tidak ingin mengambil resiko jika Luke mencurigai perburuan kami diluar ijinnya. "Kita berangkat sekarang?" Tanyaku berdiri sambil berusaha menenangkan kegugupanku.

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang