Bab 41: Duel

807 92 0
                                    

Matahari sudah meninggi. 

Sekarang adalah waktunya.

Mallory berada disamping kananku, sementara Dain ada di samping kiriku. Sebelum aku melangkahkan kakiku, aku mendengar suara Mallory. "Dia hampir setara denganmu. Jangan ragu mengorbankan tubuhmu sebagai percobaan." 

Aku tidak tahu apakah aku harus berterima kasih atau memelototinya, karena sarannya yang agak brutal. Mallory sudah hidup lebih lama dariku dan dia sudah mengikuti banyak peperangan sepanjang hidupnya. Jadi, aku akan mengambilnya sebagai saran yang membangun.

'Jika kamu menyerah, mundurlah. Pasukan kita akan mengulur waktu untukmu.' Dain bersuara dari pikiranku. Aku tidak menoleh padanya dan melangkah maju ke tengah. Tepat dimana Damon sudah berdiri dan menunggu.

Rombongannya juga berada beberapa langkah darinya. 

Tidak ada yang mendekati kami dari jarak dua meter. Kami adalah sebuah tontonan. Saat aku berhadapan dengan Damon dia terlihat sudah tidak sabar. "Apa kamu takut?"

"Tidak,"

Damon hanya mengangguk tak acuh. Selanjutnya terjadi cukup cepat. Dia mulai menyerangku. Sosoknya hanya berupa siluet. Dia meninju perutku dengan kekuatan penuh. Aku jatuh tergeletak di atas tanah.

Astaga, aku kesulitan berdiri. Bahkan aku kesulitan bernafas karena nyeri yang tajam di perutku.

'Bangun' Dain dan Theor berteriak bersamaan didalam kepalaku.

Saat aku berhasil bangun. Damon melayangkan serangan lagi padaku. Kali ini lebih mematikan. Dia menumbuhkan cakarnya dan mengayunkannya tepat di hadapanku.

Refleks, aku menghindarinya.

Damon melakukannya lagi, dia menyerangku bertubi-tubi. Bahkan tidak ada jeda. Aku tidak punya kesempatan. Serangannya terlalu cepat. Terlalu presisi, yang kulakukan hanyalah menahan dan menghindarinya.

"Apakah leluhurmu tidak membantumu, nak? Tapi ini bagus, menghabisimu akan jauh lebih mudah." Damon menerjang dan berubah menjadi wujud Lycan.

Aku berguling menghindar.

Warna Lycannya adalah abu-abu. Seperti milik Leon Rufus. Bahkan besarnya, sebesar milik Leon Rufus.

Maeve meraung didalam pikiranku. Ini tidak benar. Biarkan aku mengambil alih.

Aku membiarkannya mengambil alih dan tubuhku dipenuhi amarah Maeve. Saat ini, aku tidak lagi mengendalikan tubuhku. Aku hanya memandang pertarungan didepanku dari sudut pikirannya. Cari dalam ingatan!

Maeve menggeram dan mulai menerjang Lycan Damon. Mereka bertarung dengan cakar dan gigitan mereka. Dengan wujud Lycan ku, setidaknya kami memiliki kesempatan untuk menyerang. Tapi, Damon terlalu cepat.

Bagaimana Damon bisa mengubah dirinya menjadi Lycan? Sementara dia sama sekali tidak memiliki darah Lycan?

Apa yang terjadi setelah dia membantai Dad?

Kemampuan mereka sama. Maeve menggeram sambil menghindari serangan Lycan Damon. Lagi-lagi, Lycan Damon menekan. Semakin lama, kecepatannya menyerang semakin cepat. Maeve bahkan tidak bisa bertahan.

Apa yang harus aku lakukan? Maeve bahkan belum sempat mengeluarkan kemampuan kami. Karena serangan Damon yang bertubi-tubi dan sangat cepat.

Tunggu.

Aku punya ide.

Mallory benar.

Yah, itu terlalu beresiko. Tapi kita akan mencobanya. Karena aku benar-benar sudah mencapai batasanku.

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang