Bab 7: Awal baru

1.8K 161 1
                                    

Apakah ini akan menjadi rumahku?

Kelebatan ingatan menghantamku.

Saat itu aku masih berumur tujuh tahun. Berlarian di sepanjang koridor mansion yang panjang. Ketika aku menemukan tempat persembunyian yang bagus. Aku berhenti berlari dan berjongkok di balik pilar koridor.

"Ketemu!" Suara Dain bergema.

Aku mendongak padanya dan cemberut, "Kamu curang!"

Dain menggeleng puas, "Kamu yang tidak bisa bersembunyi."

Menghela nafas kesal. Aku berdiri, "Baiklah, aku yang jaga sekarang." Berbalik, aku menutup wajahku dengan menangkupkan kedua tanganku.

Ketika aku selesai berhitung. Dain sudah menghilang dan aku tidak bisa menemukannya, bahkan ketika saatnya makan siang. Akhirnya, aku menyerah menelusuri seluruh sudut mansion dan langsung pergi ke ruang makan.

Ketika aku memasuki ruang makan, Dain dengan santainya duduk di kursi meja makan sambil disuapi ibunya. Ketika dia merasakan kehadiranku, dia berbalik dan tersenyum polos, "Ah, aku lupa kita bermain petak umpet."

Hampir saja aku berlari ke arahnya dan menjambak rambutnya. Tapi, langkahku dihentikan oleh dua tangan yang menahan bahuku. Lalu, tangan itu membalikkan tubuhku hingga aku berbalik. Wajah Dad yang tampak kelelahan menyambutku. "Jangan memakai kekerasan, Rhea." Ucapnya lembut.

Suara tawa seorang pria terdengar bergemuruh dari sampingku. Ayah Dain berjalan melewatiku sambil mengacak-acak rambutku. "Yah, setidaknya Dain punya partner berkelahi, bukan?" Tanyanya bercanda pada ayahku.

Aku mengangguk setuju, "Paman Dean benar, Dad."

Dad menarik bibirnya menjadi garis tipis. Dia tidak setuju.

Kali ini, Mom lah yang bersuara. "Ayolah, ini waktunya makan siang." Protesnya dari meja makan.

Remasan hangat pada tanganku yang digenggam, membuatku tersentak. "Rhea?" Suara Luke yang terdengar khawatir berada disampingku. Saat aku memandangnya, dia tampak mencoba menembus pandanganku.

"Ya." Suaraku terdengar serak.

Sekali lagi, dia meremas genggaman tanganku. Berusaha menenangkan aku. Lalu membawaku bertemu dengan wanita berambut merah itu. Kali ini, dia sudah tidak sendirian. Jack sudah turun dari mobil jeepnya dan memeluk pinggangnya dengan mesra. Wanita itu maju ke arahku, tanpa melepaskan pelukan Jack sama sekali. "Halo, Rhea. Aku Faye, senang bisa bertemu denganmu."

Aku memaksakan senyumku. "Senang bertemu denganmu."

Faye melepaskan pelukannya dari Jack, melangkah lebih dekat ke arahku, dan mengulurkan tangannya padaku. "Aku akan membawanya berkeliling dan mengantarnya ke kamarnya." Dia berkata pada Luke yang masih berada disampingku.

"Tidak perlu, Faye. Aku yang akan mengantarkannya berkeliling dan menunjukkan kamarnya."

Kali ini, Jack maju dan berhenti tepat disamping Faye. "Sayangnya, ada beberapa urusan yang tidak bisa kita tunda lagi, Luke." Ucapnya masam.

Luke menyerahkan tanganku pada Faye dengan enggan. "Baiklah." Dia berbalik pada Dain yang berada tepat dibelakangku. "Ikutlah bersamaku."

Dain mengangguk setuju. Lalu, mulai berjalan mengekori Luke dan Jack. Aku mengawasi kepergian Luke dan Dain, hingga siluet mereka menghilang.  Akhirnya, pandanganku kembali pada Faye, senyumannya lebih lebar dari sebelumnya. "Sekarang, ayo kita berkeliling."

***

Faye memberikan aku tur kastil yang menyeluruh hingga kakiku menjadi ngilu. Tapi, aku harus menahannya agar tidak membuat Faye yang sangat bersemangat menjelaskan semuanya menjadi kecewa. Dia telah memperkenalkan aku kepada beberapa staff yang melewati kami, lalu menjelaskan kegunaan aula utama, menunjukkan ruang makan dengan banyak sekali kursi kosong yang berjejer di dua sisi panjang meja makan dan posisi tempat duduknya (sebagai catatan, aku akan duduk  tepat disamping kanan Luke yang duduk di kepala meja), perpustakaan, dapur, beberapa kamar untuk tamu, dan juga kamar kosong lainnya.

The Hunters Moon (Moon Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang