Assalamualaikum readerssssku
- Happy reading -
***
pagi ini langit tampak lebih gelap dari biasany, usai membuat sarapan untuk dirinya dan shefa, abiyan disibukkan dengan aktivitas seperti biasanya, ya membaca kitab.
saat tengah fokus pada tulisan tulisan arab itu, suara keras membuatnya berhenti dan menoleh kesumber suara.
brukkk!!
"awss.." abiyan dengan cepat berlari menuju gadisnya yang baru saja terjatuh di tangga.
"kenapa bisa sampai jatuh shefa?" tanyanya lembut.
"buru-buru, awss.." jawab shefaya dengan meringis menahan sakit dipergelangan kakinya.
abiyan menatapnya tidak tega, dengan segera ia membopong tubuh kecil itu menuju sofa yang tadi ia duduki untuk membaca kitabnya.
tanpa protes apapun, shefaya hanya pasrah ketika tubuhnya digendong oleh laki-laki itu.
sesampainya disofa, dengan penuh hati-hati abiyan mendudukan tubuh shefaya sebelum ia kembali beranjak mengambil kotak P3K.
"lain kali tidak perlu terburu-buru." ucap abiyan sebelum ikut duduk disofa panjang itu.
ia membawa salah satu kaki shefa yang sepertinya terkilir ke pangkuannya. dengan telaten laki-laki bersetelan koko itu mengobati kaki shefa dengan sesekali menatap wajah kesakitan sang istri.
"shh.. pelan pelan om sakit!" rintih shefaya yang terus meringis menahan sakitnya, tanpa sadar air matanya telah keluar membuat abiyan ikut merasakan sakitnya.
"berhentilah menangis shefa."
'sungguh sakit saya melihat air mata istriku ya Rabb." -lanjut abiyan dalam hati.
tangan kekarnya itu terulur menghapus air mata istrinya membuat sang empu tersentak dengan perlakuan manisnya.
"berhentilah menangis zawjati." ucapnya lirih, shefaya langsung mengangguk meski ia tak mengerti sepenuhnya pada ucapan abiyan.
laki-laki itu tersenyum manis ke arahnya sebelum kembali fokus mengobati kaki istri kecilnya, shefaya bahkan dibuat salah tingkah dengan senyum manisnya itu.
"ekhm.." ia berdehem untuk menetralkan jantungnya.
"umma belum pulang ustadz?" tanyanya untuk mencairkan suasana.
"belum, katanya nanti siang atau sore." shefaya hanya mengangguk.
"kenapa ga panggil om lagi?" tanya abiyan yang menyadari panggilan gadis itu berbeda dari biasanya.
"hah?"
"kenapa sekarang panggilnya ustadz, bukan om lagi?" tanyanya lagi membuat gadis itu mengerjap ngerjapkan matanya.
"ha-ohh, kan semalem ustadz yang bilang sendiri gamau dipanggil om."
abiyan tersenyum mendengarnya dan mengangguk menyetujui, ia mengelus lembut kepala istrinya yang tertutup khimmar itu.
"tapi saya bukan ustadz, zawjati." ucap abiyan.
"sheeren shefaya al humayra ustadz, bukan zawjati." shefa mendengus kesal ketika abiyan lagi lagi memanggilnya zawjati.
abiyan hanya tersenyum tanpa berniat membalas ucapan istri kecilnya itu. selesai mengobati kaki shefa, laki-laki itu beranjak mengambil ponselnya yang berada disofa seberang, laki laki itu terlihat memainkan handphone nya sebelum menatap wajah manis shefaya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...