part 6

1.9K 65 0
                                    

-Happy Reading-

***

Masih dalam keadaan berontak, abiyan menatap lekat wajah cantik istri kecilnya yang terus berteriak meminta tolong. ia hanya bisa menghembuskan nafasnya panjang.

"sudahlah shefa, sayang suaramu nanti habis." ucap abiyan, shefa lagi lagi menatapnya sinis.

"TOLONG!!!! TOLONGIN GUE!!" teriak shefa dengan suara yang mulai serak.

"mereka tidak akan mendengar, mobil ini kedap suara." tutur abiyan mencoba sabar.

sial -batin shefaya.

ia menatap jengah laki-laki disampingnya.

"saya tidak sedang menculik kamu, kenapa saya terkesan menculik mu hm?" abiyan menatap wajah cantik istrinya yang terlihat memerah menahan emosinya.

"lo emang nyulik gue bangsat!" umpat shefaya membuat abiyan tersentak kaget mendengarnya.

cup!

dengan gerakan cepat, abiyan mencium bibir manis istrinya dengan diiringi kekehan kecil. sementara shefaya sudah menegang ditempatnya, untuk kedua kalinya laki-laki yang entah berasal dari mana mencium bibirnya lagi.

setelah sadar, dengan penuh emosi shefaya menarik rambut abiyan dengan kencang membuat sang empu meringis menahan sakit, serangan tiba-tiba dari istrinya membuatnya tak bisa menghindar.

"Rasain lo! siapa suruh cium cium gue terus!!" ucap shefaya dengan tangan terus menarik rambut abiyan tidak peduli dengan rintihan laki-laki itu, ia hanya ingin rasa kesalnya terbalas.

"aduhh she, udah.." abiyan mencoba melepaskan diri namun tenaga shefa begitu kuat sekarang, kepalanya terasa begitu pusing sekarang, istrinya benar benar seperti macan betina.

setelah puas dengan aksinya, shefa kembali duduk anteng dengan pandangan keluar jendela. sementara abiyan masih mengaduh sakit dikepalanya.

"ganas juga kamu ya.." gumam abiyan yang masih bisa didengar istri kecilnya. shefa hanya melirik sinis.

"sekali lagi lo cium gue, habis lo!" ancamnya yang justru terlihat menggemaskan dimata abiyan.

abiyan tau, istrinya sekarang sedang sangat emosi. tanpa menjawab ucapan istrinya ia mulai menjalankan kembali mobilnya menuju pesantren.

sepanjang perjalanan mereka hanya diam, tidak ada satu kalimat yang terucap dari bibir keduanya. abiyan yang enggan mengeluarkan suaranya karena takut istrinya akan kembali tersulut emosi, sementara shefa sibuk dengan pemikirannya sendiri.

tanpa sadar abiyan tersenyum tipis ketika ekor matanya melirik kesamping, disana ia melihat istrinya sudah terlelap.

tak butuh waktu lama, kini keduanya sudah sampai diarea pesantren. abiyan memarkirkan mobilnya didepan halaman ndalem.

***

shefaya mengerjapkan matanya, ia menatap langit-langit kamar yang begitu asing di penglihatannya. ia mengubah posisi duduk bersender di headboard bed.

ruangan yang begitu luas dengan nuansa warna abu-abu yang terlihat begitu rapih, namun ruangan itu begitu asing baginya. ia mencoba mengingat kejadian sebelum ia berada disini.

PERANTARA SURGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang