gadis dengan abaya maroon kesayangannya itu berjalan dengan santai menikmati semilir angin di malam hari. ia merasa bosan dikamar sendirian karena abiyan sedang keluar menemui sahabatnya di Jakarta yang shefa sendiri pun tidak tau siapa.
laki-laki itu pamit dari sore tadi, namun kini sudah usai waktu sholat isya tapi tidak ada tanda-tanda suaminya itu akan pulang.
shefa dengan senyum yang mengembang berjalan menyusuri koridor asrama santriwati, tujuannya sekarang adalah kamar nara dan valline.
tepat didepan pintu kamar kedua santriwati yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya, shefa mengetuk pintu itu dengan pelan.
tok! tok!
"assalamualaikum, nara.. valline.." ucap shefa dengan sedikit keras agar pemilik kamar mendengarnya.
"waalaikumsalam.." jawab seseorang dari dalam kamar tersebut sebelum pintu itu terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik dengan balutan mukena putihnya.
shefa menyunggingkan senyumnya lebar ketika mendapati wajah sahabatnya itu.
"hai valline!" sapa shefa dengan menggoyang-goyangkan telapak tangannya di udara sebagai tanda menyapanya.
gadis yang masih dengan balutan mukena pun tersenyum dan mempersilahkan ningnya itu untuk masuk ke dalam kamar asramanya.
setelah memasuki kamar kedua sahabatnya, mata gadis itu menatap setiap sudut ruangan seperti mencari sesuatu.
"kemana nara?" tanya shefa pada gadis yang baru saja menutup pintu kamarnya.
"nara ada setor hafalan sama ustadzah nurul dimasjid." jawab valline membuat shefa mengangguk paham.
setelah menjawab pertanyaan ningnya itu, valline kembali duduk diatas ranjang tingkatnya yang berada dibawah karena yang diatas tempat tidur nara.
*fyi asrama pesantren Al-Jannah Awwiyyah setiap kamar diisi dengan 4 orang, tempat tidurnya berbentuk 2 tingkat. jadi setiap kamar ada 2 ranjang 2 tingkat dan 2 lemari pakaian. dan kebetulan kamar nara dan valline sedang diisi mereka berdua, karena 2 santri lainnya sudah keluar dari pesantren karena tidak betah katanya.
valline kembali membuka Al-Qur'annya disana dan mulai menghafal ayat-ayat suci didalamnya lagi, tanpa peduli dengan shefa yang masih berdiri tak jauh darinya.
melihat valline yang sedang fokus menghafal shefa tidak ingin menganggunya, gadis itu memilih duduk di ranjang kosong milik santriwati yang baru kabur beberapa minggu yang lalu disana.
ia duduk dengan kaki yang diayunkan dengan pelan, matanya melirik kesana kemari seperti sedang mengamati sudut ruangan itu.
"kipas angin sekecil itu emang kerasa?" monolog shefa dengan menatap kipas angin kecil dengan karakter minion diatas lemari kecil dikamar itu.
matanya kembali menatap valline yang masih sibuk menghafal, gerak geriknya terus ia amati. beberapa kali dirinya juga diberi hukuman oleh abiyan untuk menghafal walaupun baru surah surah pendek.
'berat banget ya jadi anak pondok?' batin shefa.
shefa menghela nafas panjang sebelum mengalihkan pandangannya ke arah tumpukan buku buku milik kedua sahabatnya yang ada disana.
ia berdiri dan mengambil salah satu buku yang tidak terlalu tebal itu dan kembali duduk diatas ranjang kosong disana.
"buset.." gumam shefa ketika baru saja membuka buku itu, disana ia hanya menemukan tulisan tulisan arab gundul yang sama sekali tak bisa ia pahami.
"emang ada orang yang bisa baca buku beginian?" ucap shefa dengan lirih pada dirinya sendiri.
tangannya masih sibuk membolak-balikan buku itu membuat kepalanya langsung merasa pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...