-happy reading-
***
Di pagi hari menjelang siang, langit kota Bogor seperti biasa selalu mendung dengan rintikan hujan kecil kecilnya. membuat siapapun enggan untuk bangun dari tempat tidurnya.
namun berbeda dengan suasana pondok pesantren Al-Jannah Awwiyyah, disana banyak sekali santriwan santriwati yang dengan semangat menimba ilmu tidak peduli panas, hujan, badai sekalipun.
terlihat santriwan santriwati dan beberapa pengurus pesantren terlihat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. sementara gadis dengan balutan kerudung pashmina terlihat sedang berdiri di teras, memandangi gerak gerik penghuni pesantren kesana kemari dibawah gerimisnya kota bogor.
shefa menghela nafas panjang, sudah hampir satu bulan gadis itu tinggal disini. dan dirinya belum sama sekali bersosialisasi dengan lingkungan pesantren Al-Jannah Awwiyyah.
shefa selalu berpikir, dirinya hanya menumpang tinggal sementara disini. jadi bukan urusannya jika harus cape cape berkenalan dengan mereka.
tapi setelah dipikir-pikir agak sepi juga ya tidak memiliki teman satupun, selama tinggal di pesantren ini dirinya hanya bisa mengobrol dengan abiyan, ummi aisyah dan abah kyai, terkadang jika mereka sibuk dengan aktivitasnya hanya si buldog yang menemani.
tanpa pikir panjang, shefa berlari kecil menuju koridor penghubung asrama santriwati. hari ini adalah hari minggu, yang dimana dirinya libur kuliah namun didalam pesantren ternyata hari libur adalah hari Jum'at.
shefa melirik kesana kemari dengan langkah yang terus mengayun entah kemana arahnya, bahkan shefa sama sekali tidak mengenali orang orang disini, hanya beberapa orang yang tidak sengaja bertemu selagi membantu ummi Aisyah mengurus ndalem.
dengan penuh percaya diri, shefa menebar senyumnya ke arah santriwati yang ia lewati. dari mereka ada yang membalasnya dengan senyuman bahkan ada yang mencibirnya.
"dia yang tinggal di ndalem itu kan?"
"ngapain dia kesini?"
"kayaknya dia tamunya ummi deh."
"adiknya gus biyan ya itu?"
"cantik ya ramah banget."
shefa terus melangkahkan kakinya mendengar bisikan-bisikan dari beberapa santriwati.
"dia yang ga ada akhlak itu kan sama gus biyan?"
"dia siapanya gus biyan sih?"
"sok kecakepan!"
mendengar itu, seketika shefa menghentikan kakinya tepat didepan santriwati yang baru saja mengatai dirinya.
ditatapnya dengan tatapan mengintimidasi membuat santriwati dihadapannya memundurkan langkahnya sedikit.
"bilang apa lo tadi hah?!" sentak shefa membuat mereka yang ada disana terlonjak kaget, terutama santriwati didepannya.
"a-apasih lo?!" ucapnya menantang shefa.
gadis dengan balutan pashmina itu melirik name tag yang terpasang didada kiri santriwati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...