Part 30

1.6K 53 3
                                    

Hari memang lagi terik-teriknya, matahari benar-benar menata posisinya tepat diatas kepala membuat para penghuni bumi kepanasan karena sinarnya.

namun tidak dengan abiyan, pria itu kini sudah berada didalam rumahnya dengan ditemani oleh william, sang asisten perusahaannya.

dengan bibir yang terlihat pucat abiyan terus berucap lirih pada asistennya.

"saya tidak apa-apa." lirih abiyan.

melihat kondisi atasannya yang masih terlihat lemah membuat william tak tega untuk meninggalkannya sendirian dirumah, mengingat istri atasannya sedang kuliah ia dengan suka rela menemani sang pemilik perusahaan ditempat ia bekerja.

"sebentar lagi istri saya pulang, kamu kembali saja ke kantor." ucap abiyan dengan lirih.

william tak berniat menjawab, ia hanya menatap pria yang tengah berbaring lemah diatas ranjangnya.

jujur saja abiyan juga merasa bingung dengan dirinya, beberapa jam yang lalu ia terlihat begitu sehat dan bugar. tapi siapa sangka tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan perutnya terus memuntahkan cairan bening, namun suhu tubuhnya masih normal.

william menghela nafas berat, ia sudah beberapa kali membujuk sang atasan untuk pergi ke rumah sakit ataupun klinik terdekat. namun pria itu kekeuh agar tetap berada dirumah dengan menunggu kepulangan sang istri tercinta.

abiyan yang merasa perutnya akan memuntahkan cairan lagi dengan cepat berlari menuju toilet yang ada didalam kamarnya.

huek! huek!

begitupun dengan william yang dengan sigap mengurut pelan tengkuk abiyan, bahkan ditangannya juga sudah ada minyak kayu putih.

huek!

"wil, jauhin minyak kayu putihnya. saya ga tahan sama bau itu!" tegur abiyan dengan menepis tangan william yang masih memijit tengkuknya.

william yang tidak tau jika abiyan tidak menyukai bau minyak kayu putih dengan cepat langsung membuangnya kesembarang arah dilantai kamar.

"maaf pak, saya tidak tau pak biyan tidak menyukai bau minyak kayu putih." ucap william dengan bahasa formalnya, lelaki dengan usia satu tahun lebih tua dari abiyan memang sering kali menggunakan bahasa formal dimanapun dan kapanpun.

abiyan mengangguk lemah dengan melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi yang diikuti william dibelakangnya. tepat didepan pintu kamar mandi ia dapat mendengar suara cempreng istrinya yang tengah memanggil namanya.

"MAS ABIIIII KAMU UDAH PULANGGG~" teriak shefa dari lantai bawah yang terdengar sampai ke dalam kamarnya, abiyan sengaja tak menutup pintu kamarnya disana.

mendengar itu abiyan menyunggingkan senyumnya, ia berjalan menuju ranjang dan memilih duduk ditepian sana. ingin sekali ia menjawab istrinya, namun keadaannya yang begitu lemah membuat ia mengurungkan niatnya.

william awalnya tersentak ketika mendengar teriakan istri atasannya, ia memang sudah tau tentang abiyan yang menikahi gadis muda karena lelaki itu sering sekali menceritakan bagaimana lucunya sang istri.

namun tetap saja, william yang memang tidak pernah bertemu secara langsung dibuat terkejut hanya dengan mendengar suaranya.

"masss abii~ shefa pulanggg~"

mendengar senandung penuh kebahagiaan dari istri membuat abiyan sampai terkekeh, dan hal itu tak luput dari pandangan william yang masih berdiri disana.

ia berdehem untuk menetralkan kecanggungannya, abiyan yang mendengar itupun langsung menatapnya.

"maafkan istri saya ya wil." ucap abiyan dengan kekeh kecil.

PERANTARA SURGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang