Keesokan paginya, suasana pesantren seperti biasa. para santri akan disibukan dengan aktifitas masing-masing untuk menimba ilmu. tidak sedikit dari mereka yang sedang berlalu lalang di area Madrasah yang ada di dalam pesantren.
shefa gadis berhijab pashmina warna maroon itu terlihat sedang merengek pada laki-laki berpakaian rapih yang ada didepannya, Abiyan.
laki-laki itu terpaksa harus mengulur waktunya untuk mengajar di kelas madrasah santri putra yang ada dipesantren Al-Jannah Awwiyyah itu.
ia menghembuskan nafasnya lelah melihat istri kecilnya yang tidak berhenti merengek,
"shefa saya sudah terlambat!"mendengar ucapan abiyan, gadis berhijab pashmina warna maroon itu terlihat mengembungkan pipinya yang chubby dengan wajah merengut kesal.
"ayolah, boleh ya! janji ga bikin masalah deh!" ucap shefa dengan mengangkat kedua jarinya menjadi peace ke udara."tidak, saya akan mengajar di kelas santri putra." kekeuh abiyan pada istri kecilnya itu.
"lah emang kenapa?" tanya shefa dengan raut wajah polosnya.
"saya tidak ridho, jika kecantikanmu diminati banyak pasang mata disana!" jelas abiyan.
sementara shefa, pipi gadis itu sudah bersemu merah mendengarnya. apa abiyan tidak bisa sekali saja tidak membuatnya terbang? laki-laki itu memang sangat terang-terangan mengutarakan isi hatinya sekarang, entahlah shefa pun tidak tau alasan pastinya.
shefa memalingkan wajahnya kesamping, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengembangkan senyumnya.
abiyan mengernyit bingung menatap gadis dihadapannya itu,
"kamu kenapa senyum senyum sendiri?"suara abiyan menyadarkan dirinya, ia menatap abiyan dengan jengkel. sementara abiyan kini melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya, gawat ia sudah terlambat 15 menit para santrinya pasti sudah menunggunya disana.
"berhubung kamu hari ini tidak kuliah, kamu dirumah saja istirahat. kalo bosan kamu bisa main sama buldog atau bantu bantu umi tapi jangan yang berat berat. gak boleh keluar rumah saya gak ijinin." ucap abiyan menatap lekat wajah cantik milik istrinya.
"saya pamit dulu, assalamualaikum.." pamit abiyan yamg sudah ngacir meninggalkan shefa yang masih termengu ditempatnya.
gadis itu menatap punggung abiyan yang kian menghilang dibalik pintu,
"heh kok gue ditinggal?! kan gue mau ikut abiyan!" teriak shefa dari dalam kamarnya.***
shefa merasa sangat bosan, sudah 2 jam dirinya hanya berdiam diri dikamar. gadis itu benar-benar menuruti perintah abiyan untuk tetap berada didalam rumah.
umi sudah 1jam yang lalu berpamitan pergi untuk menemani abah disebuah acara majelisan di luar kota. tinggallah ia sendiri dirumah yang hanya ditemani oleh buldog, kucing lucu milik abiyan.
"aaaa~ bosen bangettt!!" teriak shefa dengan berguling guling kesana kemari diatas kasur milik abiyan.
ya, sejak awal gadis itu tinggal dipesantren shefa selalu tidur dikamar abiyan. sementara abiyan sendiri tidur dikamar tamu walaupun terkadang laki-laki itu membodohi shefa agar bisa tidur bersama istrinya. bukan tanpa alasan abiyan meminta istrinya untuk menempati kamar pribadinya dan dirinya yang menempati kamar tamu. karena di kamar tamu hanya ada kipas angin kecil tanpa ac, ia hanya takut istri kecilnya merasa kurang nyaman. lagipun kamar miliknya juga termasuk kamar shefa bukan?
shefa menatap hewan berbulu lebat berwarna abu-abu yang sedang bermain bola kecil dilantai kamar abiyan.
"buldog! abiyan ganteng ya!" ucap shefa dengan tersenyum senang membayangkan wajah tampan abiyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...