Part 4

2K 72 5
                                    

assalamualaikum..

-Happy Reading-

***

Abiyan baru saja keluar dari dalam kamarnya, ia berjalan menuruni tangga sambil berbincang dengan seseorang yang ada diseberang teleponnya.

ia menatap gadis yang sedang menatapnya diruang keluarga itu, namun ia lewati begitu saja membuat gadis itu melotot tak percaya.

"cih sok kecakepan amat." ucap shefaya menatap punggung laki-laki yang masih berbincang ditelefon itu dan mulai menjauh.

abiyan kini memilih duduk dikursi teras yang ada disana, dengan raut serius ia terus berucap

"nggih, abah."

"waalaikumsalam.." akhirnya.

abiyan kini kembali disibukan dengan ponsel yang ada ditangannya.

ia menatap ke dalam rumah, sebelum beranjak untuk menemui istri kecilnya yang sedang menonton drama kesukaannya di tv ruang tengah.

"shefa.." shefa yang merasa terpanggil pun kini menatap pemuda yang berdiri disampingnya itu.

"kenapa ustadz? kalo mau bahas yang tadi mending diskip aja, gue ga minat." jawab shefa cuek.

"saya harus pulang ke pesantren, kamu mau ikut saya atau tetap dirumah?" tanya abiyan membuat shefaya menatapnya malas.

"ngapain gue ikut lo? kaya istrinya aja." cibirnya.

'kamu memang istri saya shefa.." -ucap abiyan dalam hati.

"ya sudah kalau tidak mau ikut, jaga diri baik-baik, kalo mau keluar rumah atau terjadi sesuatu kabari saya." ucapnya sebelum pergi kembali menuju kamarnya dilantai atas.

shefaya menatap punggung abiyan yang semakin menjauh, ia mengedikan bahunya acuh dan kembali fokus pada tontonannya.

"kenapa harus kasih tau dia? kaya gue tanggung jawabnya aja." gumam shefaya.

"umma kapan baliknya si? masa iya gue dirumah sendirian, kan ustadz bentar lagi pulang kerumahnya." monolog shefaya.

***

selang beberapa menit, abiyan terlihat menuruni tangga dari kamarnya. laki-laki itu sudah siap dengan sarung hitam dan koko putih yang begitu pas dibadannya.

ia berjalan mendekati istrinya yang masih sibuk menonton filmnya, shefaya mendongak menatap wajah tenang laki-laki yang berdiri disampingnya itu.

"udah mau pergi ustadz?" abiyan mengangguk sebagai jawaban, tangan kanannya terulur menepuk pelan kepala sang istri.

"jaga diri baik-baik, abi dan umma sebentar lagi sampai." lagi lagi shefaya dibuat tidak bisa mengucapkan kalimat apapun setiap tatapan mereka bertemu.

gadis itu hanya mengangguk kaku sebagai jawabannya. abiyan melihat itu tersenyum manis.

ia menurunkan tangan kanannya dan mengulurkannya didepan gadis itu membuat shefaya mengernyit bingung.

"salim dulu." ucap abiyan yang langsung dimengerti oleh shefaya.

shefaya segera mencium punggung laki-laki itu.

"assalamualaikum zawjati.." ucap abiyan dengan senyuman khas miliknya yang membuat shefaya selalu terpana.

PERANTARA SURGAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang