Sesampainya diarea pesantren mata gadis cantik itu berbinar melihat mobil yang sangat ia kenali.
dengan berlari kecil ia meninggalkan abiyan yang masih berjalan dibelakangnya dengan senyuman tipisnya.
"assalamualaikum!! abi!!" ucap shefa ketika memasuki ndalem dan langsung berhambur memeluk tubuh sang ayah disana.
"waalaikumsalam.." jawab orang orang yang ada disana.
"abi kok kesini ga bilang bilang dulu ke shefa, terus uma mana?" tanya shefa yang celingukan mencari keberadaan sang ibu.
diusapnya puncak kepala gadis itu dengan lembut,
"uma tidak ikut, katanya capek."mendengar itu shefa hanya mengangguk saja kemudian kembali memeluk tubuh abinya dengan manja membuat umi aisyah juga abah kyai terkekeh melihat hal itu.
"assalamualaikum bi, bah, umi.." salam abiyan langsung menyalami punggung tangan orang tua juga mertuanya disana.
"waalaikumsalam nak.."
abiyan memilih duduk di sofa single yang tak jauh dari sofa yang ditempati istri dan ayah mertuanya itu.
"biyan, apa shefa sering menyusahkan kamu?" tanya abi ivan pada menantunya disana.
"kok abi bilang gitu si?!" kesal shefa yang tidak terima ketika dirinya dianggap beban untuk abiyan.
semua orang yang disana terkekeh mendengar penuturan shefa, begitupun dengan abiyan.
"mungkin dulu iya, tapi sekarang tidak kok bi." jawab abiyan membuat shefa melotot tak percaya.
"kok kamu jujur banget si?!" shefa semakin dibuat kesal membuat para laki-laki disana terkekeh, berbeda dengan umi aisyah yang tersenyum penuh arti ketika melihat ada perubahan diantara keduanya.
"aku kamu ni sekarang?" goda abiyan membuat shefa merasa malu dan langsung menutupi wajahnya dengan menenggelamkannya didada sang ayah.
abi ivan melihat putrinya yang malu malu seketika tertawa kencang, ternyata menantunya itu sangat suka mengerjai putri kecilnya ini.
"udah bukan lo gue lagi?" ucap abi ivan yang ikut menggoda anaknya itu.
"ishh! abi jangan ikut ikut abiyan!" kesal shefa.
semua terkekeh melihat tingkah lucu shefa, bahkan abah pun tak henti-hentinya tertawa.
"ekhem, shefa.." panggil abah pada shefa yang sudah menatapnya dengan tatapan bertanya.
"jika suatu saat kamu mengetahui hal besar tentang abiyan, kami mohon kalian tetap seperti ini ya. kalo perlu lebih dekat lagi." ucapnya dengan serius membuat shefa menatapnya tak mengerti.
"abah gak perlu khawatir." ujar abiyan untuk mewakili istrinya yang masih merasa bingung.
"jangan terlalu lama abiyan, kami ini sudah mulai menua." ucap umi aisyah membuat shefa semakin bingung.
"benar, coba bayangkan betapa ramainya perkumpulan keluarga jika ada anak kecil ditengah tengah kita." abi menatap abiyan dengan tatapan penuh arti.
"maksudnya apasi?!" kesal shefa yang sama sekali belum mengerti.
"kami sedang membicarakan cucu sayang.." jelas abi ivan membuat shefa melotot mendengarnya.
"cucu siapa?! abiyan mau punya anak?!" tanyanya dengan raut kaget juga bingung.
"memangnya kamu tidak ingin memiliki anak?" goda abiyan lagi.
"kok jadi aku, nikah aja belom!" kesal shefa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...