Sore itu abiyan mengajak shefa ke pantai, ia ingin menghabiskan banyak waktu untuk istri cantiknya. mengabadikan setiap moment betapa cantiknya wanita yang menjadi miliknya, untuk bisa dipamerkan pada anak anaknya kelak.
disepanjang perjalanan abiyan terus menggenggam erat tangan kecil istrinya dengan begitu lembut, ibu jarinya tak berhenti untuk mengusap lembut punggung tangan istrinya.
begitupun dengan shefa, gadis berhijab pashmina itu terus menyunggingkan senyumannya. matanya tak pernah lepas untuk tidak menatap wajah suaminya yang tampan disana.
"jangan menatapku seperti itu sayang." tegur abiyan dengan tatapan masih fokus pada jalanan didepan.
shefa terkekeh mendengarnya, apa pria dewasa itu sedang malu?
"aku hanya ingin menatap ciptaan tuhan yang begitu sempurna, abiyan." jawab shefa tak mengalihkan pandangannya dari abiyan disampingnya.
mendengar itu abiyan tersenyum dengan sesekali melirik kesamping dimana istrinya sedang menatapnya dengan senyuman manis dibibirnya.
tak butuh waktu lama, kini mereka sudah sampai dipantai yang ingin mereka kunjungi sore ini. abiyan memarkirkan mobilnya diparkiran yang telah disediakan disana.
ia menoleh ke samping, tatapan matanya bertemu dengan istri cantiknya yang sedari tadi tak pernah lepas untuk menatap dirinya. abiyan terkekeh melihat itu begitupun shefa yang juga ikut terkekeh.
"kamu ini kenapa liatin aku terus hm?" tanya abiyan.
"ga boleh ya?" tanya shefa dengan polosnya membuat abiyan terkekeh kecil.
abiyan menarik tubuh istri cantiknya untuk ia dekap, keduanya masih didalam mobil yang sudah terparkir disana.
"boleh dong, oh iya aku lupa ngasih sesuatu ke kamu." ucap abiyan dengan melepaskan dekapannya.
laki-laki itu terlihat merogoh saku celananya, shefa melihat itupun hanya diam dengan tatapan bertanya.
setelah mendapatkan benda yang ada didalam saku celananya, kini abiyan menoleh ke jok belakang. ia mengambil sebuah bucket mawar merah yang ia letakan disana. shefa kaget melihat itu, sejak kapan bunga itu ada disana? kenapa dirinya tidak melihatnya?
abiyan terkekeh melihat ekspresi istrinya yang terlihat terkejut, ia memberikan sebucket mawar itu pada istri cantiknya.
shefa pun menerimanya dengan senang hati, namun gadis itu masih diam tak mengeluarkan suara.
"ini cincin pernikahan kita, udah lama banget aku simpen. sekarang kamu pake ya.." ucap abiyan dengan membuka kotak kecil yang isinya sepasang cincin berlian yang cantik disana.
shefa menatap cincin itu dengan tatapan kagum, matanya berbinar melihat kecantikan cincin itu.
abiyan meraih tangan istrinya dengan lembut dan memakaikan cincin dengan satu batu berlian itu dijari manis istrinya.
abiyan tersenyum melihat shefa yang masih mematung ditempatnya, dikecupnya dengan singkat punggung tangan milik istrinya itu.
"kamu suka?" tanya abiyan dengan menatap wajah cantik istrinya.
mendengar itu shefa langsung tersadar, ia menatap abiyan dengan tatapan bahagianya.
"suka, terimakasih abiyan.." jawab shefa dengan lirih, gadis itu memeluk erat tubuh suaminya.
"sama-sama sayang." ucap abiyan.
shefa melepaskan dekapannya, ia meraih kotak cincin yang ada di paha abiyan. tangannya mengambil satu cincin disana dan memakaikannya pada jari manis milik suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANTARA SURGAKU
Teen Fiction(follow dulu sebelum membaca!!) "qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." kalimat sakral itu terdengar begitu lantang sebagai tanda janjinya seorang laki-laki yang akan menyempurnakan ibadahnya untuk membimbing calon istrinya menuj...