Hadi datang dengan tergesa-gesa bersama pak Deden dan Alif menuju masuk kedalam rumah Hadi.
"Neng,gimana anak-anak?"tanya Hadi memasuki rumah nya dengan raut wajah yang penuh kekhawatiran.
"Neng gatau A,mereka teh wajah nya makin pucat,tadi juga mereka muntah cairan hitam gitu A"balas Anggi dengan kalut.
"Astaghfirullah"
"Dimana mereka sekarang?"tanya pak Deden kepada Anggi karena tidak melihat keberadaan Gibran dan saudara-saudara nya.
"Di ruang tamu pak"balas Anggi kemudian pergi menuntun mereka untuk pergi ke ruang tamu.
Pak Deden langsung saja menghampiri mereka dan menyuruh mereka untuk berpegangan tangan,pak Deden membaca banyak doa-doa untuk mementalkan sihirnya,Anggi,Hadi dan Alif juga ikut berdoa.
Saat mereka sedang membacakan doa Tiba-tiba saja cahaya terang menyinari anak-anak dan tanda lahir mereka bersinar di langit.
.......
Disisi lain Mbah Gono yang sedang melakukan ritual untuk memberikan sihir kepada anak-anak Jakarta itu tiba-tiba terpental dan memuntahkan darah,Praja yang sedari tadi menyaksikan Mbah Gono kaget melihat itu.
Dia langsung menghampiri Mbah Gono dan membantunya duduk.
"Kenapa Mbah?''bingung Praja karena Mbah Gono yang tiba-tiba memental.
"Gak tau Ja, tiba-tiba sihirnya mental kepada saya"balas Gono memegang dadanya yang terasa nyeri.
"Apa itu artinya,kalau anak-anak itu terhindar dari sihir?"tanya Praja.
"Mungkin saja Ja,karena ini tidak seperti biasanya "balas Mbah Gono.
Praja yang mendengar itu langsung mengepalkan tangannya marah!,hingga urat-urat tangannya terlihat.
"Kenapa susah sekali rasanya untuk menyingkirkan mereka!"keluh Praja merasa kesal.
"Sepertinya mereka bukan anak biasa Ja"ucap Gono menatap Praja dengan wajah yang serius.
"Maksud Mbah?"bingung Praja.
"Bisa saja mereka anak-anak spesial"balas Gono kepada Praja dengan wajah yang serius.
Sedangkan Praja yang mendengar itu hanya terdiam mencerna ucapan dari Mbah Gono.
"Begini saja Ja,kamu cari tau dahulu tentang mereka,nanti kita cari cara buat menyingkirkan mereka"ucap Gono dengan memegang bahu Praja.
"Baik Mbah,saya akan mengirimkan anak buah saya untuk memata-matai mereka"balas Praja dengan tersenyum miring.
...
Rahsya dan yang lainnya sekarang sudah membaik setelah di ruqiah oleh pak Deden.
"Gimana keadaan kalian sekarang?"tanya pak Deden kepada mereka.
"Alhamdulillah pak,keadaan kita udah baik-baik aja"balas Rahsya yang diangguki saudara-saudara nya.
"Sebenarnya kita kenapa sih?,kok tiba-tiba sakit begini?"bingung Adara.
"Kalian terkena sihir"balas Hadi yang sedang memberikan minum kepada mereka.
Rahsya dan saudara-saudara yang mendengar itu langsung membulat kan matanya sempurna.
"Sihir?,apa ini ulah pak Praja?"tebak Naura.
"Iya,tante juga yakin kalau ini ulah juragan"setuju Anggi dengan menganggukkan kepalanya.
"Ihh kalian teh jangan suudzon atuh"sahut pak Deden menasehati mereka.
"Udah yang penting sekarang kalian gapapa,buat jaga-jaga kalian harus memperkuat iman kalian,ingat! jangan pernah tinggalin sholat dan perbanyak membaca Al Qur'an agar kita terhindar dari sihir"nasehat pak Deden kepada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic.
Short Storycerita berbeda dengan seperti film aslinya.ini adalah cerita versi saya sendiri.