40:peluklah hingga tenang(END).

1.1K 83 22
                                    

Setelah acara kesalah pahaman atas pembicaraan Gibran tadi, akhirnya keluarga yang sudah terpisah beberapa tahun lamanya itu pun pergi ke taman untuk mewujudkan permintaan dari Gibran.

Praja mendorong kursi roda milik Gibran dengan pelan seraya sesekali memperhatikan putra bungsu nya yang tiba-tiba menjadi pendiam setelah kesalah pahaman tadi.

"Anak ayah kenapa dari tadi diem Mulu,hm?"tanya Praja seraya menampilkan senyuman nya kepada Gibran.

Gibran yang sedari tadi hanya terdiam mendengar pertanyaan dari sang ayah menjadi gugup menjawab pertanyaan nya.

"A-aku gapapa kok"balas Gibran dengan senyuman nya.

"Yakin?"ragu praja.

"Iya ayah"balas Gibran dengan senyuman yang masih terpatri di wajahnya.

"Ngomong-ngomong mama kok bisa tiba-tiba kesini?,bukan nya mama dipenjara?"tanya Al yang sedari tadi hanya terdiam dengan memperhatikan wajah pucat adiknya.

"Mama dibebasin dari penjara sama anak buah ayah kamu, Baskara"balas Rara kepada Al.

"Baskara ngebebasin mama karena mama yang udah kasih tau semuanya kalau Gibran itu anak nya ayah kamu dan tentang kamu yang diculik Tante Sari"lanjut Rara seraya memainkan surai rambut Al.

Al dan yang lainnya hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Rara.

"Gibran"panggil Rara kepada Gibran dengan lembut seraya berjongkok untuk menyamakan tinggi nya dengan Gibran yang terduduk di kursi roda.

"Iya?"balas Gibran dengan menatap Rara bingung.

"Kamu beneran udah gapapa?,gak ada yang sakit?,gak ada yang kamu sembunyiin dari mama kan?"tanya Rara kepada Gibran dengan wajah yang serius.

Deg.

Gibran langsung terdiam mendengar pertanyaan dari sang ibu,keringat dingin mulai membasahi wajahnya,karena dirinya yang terlalu panik dan takut.

"Kok mama bisa nanya kayak gitu sih?, apa ini yang namanya naluri seorang ibu?"bingung Gibran membatin dalam hati dengan menatap Rara dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gibran?"panggil Rara dengan memegang bahu Gibran,karena anak itu yang tiba-tiba melamun.

"Aku gapapa kok,lagian mama aneh udah tau aku di depan mama ini baik-baik aja kayak gini,masih aja mama nanya kayak gitu"balas Gibran dengan terkekeh pelan.

"Kamu gak bohong kan?"tanya Rara yang masih menaruh curiga kepada Gibran.

"Aku gak bohong mah"balas Gibran dengan menampilkan senyuman tipis nya.

"Mama harap kamu gak nyembunyiin apa-apa sama mama,karena ntah kenapa perasaan mama mengatakan bahwa kamu itu enggak baik-baik saja dan kamu menyembunyikan sesuatu sama mama"ucap Rara menatap Gibran dengan intens.

Sedangkan Gibran yang ditatap seperti itu oleh sang ibu hanya menampilkan senyuman tipisnya walaupun jantung nya berdetak kencang.

"Maafin Gibran semuanya,kalau Gibran udah bohongin kalian"

"Udah sekarang mama jangan curiga Mulu dan mikirin yang enggak-enggak sama Gibran yah, mending sekarang kita senang-senang sambil cerita-cerita di sini, itung-itung lagi quality time"ucap Gibran kepada Rara dengan tersenyum manis.

"Untuk pertama dan terakhir kalinya"lanjut Gibran dalam hati.

...

Disisi lain Rahsya dan saudara-saudara nya yang sudah selesai mengisi perut mereka,kini mereka kembali keruangan Gibran karena sudah tidak sabar untuk menemui adiknya.

The Magic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang