Keesokan harinya Rahsya bersama adik-adik nya sedang berkumpul di ruang tamu menunggu pengacara pak Fathir dan om mereka.
"Kalau om kita gak mau ngerawat kita gimana?"tanya Adara takut.
"Terus kita di kepantiin dan berpisah gitu?,enggak!,gue gak mau"tambah Gibran dengan menahan air mata nya.
"Sama!,gue juga gak mau berpisah sama kalian"setuju Irsyad.
"Adik-adikku udah dong gak usah berpikiran kemana-mana,kita harus yakin kalau om kita pasti mau Nerima kita"ucap Naura menenangkan mereka.
"Bener tuh kata Naura"setuju Rahsya.
Tiba-tiba pengacara pak Fathir datang bersama seorang pria dan perempuan.
"Assalamualaikum"ucap mereka.
"Wa alaikumussalam"balas Rahsya menghampiri mereka.
"Silahkan masuk pak"ucap Rahsya mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Rahsya,anak-anak perkenalkan ini adalah pak Hadi dan Bu Anggi,om dan Tante kalian"ucap pengacara pak Fathir.
"Hallo om Tante"balas mereka tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh Hadi dan Anggi.
Kemudian pengacara tersebut mulai membicarakan tentang hal kemarin kepada Hadi dan Anggi,yaitu tentang hak asuh mereka.
"Jadi gimana pak?,apakah bapak sanggup untuk merawat mereka berlima?"tanya pengacara pak Fathir kepada Hadi.
"Neng?"panggil Hadi kepada Anggi meminta persetujuan.
Anggi tersenyum dan mengangguk.
"Terima aja A,ini kan wasiat dari Fathir,kasian juga sama anak-anak kalau harus di kepantiin"balas Anggi.
"Bener tuh Tan,kita gak mau dikepantiin apalagi dipisah"sahut Gibran tiba-tiba dengan wajah masam nya.
"Heh,Gibran!''pekik saudara-saudara nya dengan menahan malu karena Gibran yang berani bicara secara blak-blakan kepada om dan Tante nya.
"Baik pak,saya siap menerima hak asuh mereka"ucap Hadi menatap anak-anak.
Anak-anak yang mendengar itu senang, lalu beranjak dari duduknya dan berhamburan ke pelukan Hadi dan Anggi.
"Makasih om,Tante"teriak mereka dengan memeluk Hadi dan Anggi.
"Sama-sama,kalian udah packing?"tanya Anggi kepada mereka.
"Udah kok Tan"balas mereka dengan menganggukan kepalanya.
"Yaudah ayoo berangkat sekarang"ajak Anggi dengan semangat.
"Ayooo"balas mereka kemudian pergi ke kamar mereka untuk mengambil barang-barang mereka.
"Terimakasih yah pak sudah mau menerima hak asuh mereka"ucap pengacara pak Fathir.
"Sama-sama pak,itu udah jadi kewajiban saya"balas Hadi.
"Baiklah kalau begitu saya permisi pak"pamit pengacara tersebut.
...
Sekarang mereka sudah ada di luar rumah untuk pergi ke desa,sebelum memasuki mobil Hadi mereka menatap rumah yang penuh kenangan itu dengan tatapan yang sulit diartikan."Papah,ibu,Noah,kita pamit yah".
"Sulit banget rasanya ninggalin rumah yang udah banyak kita ukir kenangannya".
"Noah walaupun Lo nyebelin,tapi jujur sekarang gue kangen sama tingkah Lo yang nyebelin itu!".
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, selamat tinggal Jakarta".
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic.
Historia Cortacerita berbeda dengan seperti film aslinya.ini adalah cerita versi saya sendiri.