"OM PRAJA!,APA YANG UDAH LO LAKUIN KE ADIK GUE,ANJING!!!"teriaknya marah menghampiri Praja kemudian memukul wajah Praja secara brutal.
"Gibran!"teriak yang lainnya yang baru sampai ketempat itu.
Adara dan Irsyad langsung menghampiri Gibran yang terkulai lemas disana, sedangkan Al dan Naura menghampiri Rahsya yang sedang mengamuki Praja.
"Sya!,tahan emosi kamu!,"ucap Naura menahan tangan Rahsya yang terus-menerus memukul wajah Praja.
"Lepasin aku Nau!,aku harus kasih pelajaran sama dia"berontak Rahsya.
"Stop Rahsya!,Lo bisa membuat dia mati!"sahut Al ikut menahan Rahsya.
"Biarin Al.."
"Biarin dia mati!, gue gak peduli,dia-"ucapnya menunjuk Praja dengan wajah yang memerah menahan amarah.
"Dia udah buat adik gue menderita"lirihnya pelan dengan tetesan air mata yang mulai turun dari pipi nya.
"Dia udah hampir ngebunuh adik gue Al!"teriaknya memberontak.
"Rahsya!, yang terpenting sekarang adalah Gibran!,kita harus bawa dia keluar dari sini karena disini banyak besi tempa, urusan pak Praja biar nanti kita urus!"ucap Naura menenangkan Rahsya yang memberontak.
Rahsya yang mendengar ucapan Naura seketika menjadi berhenti memberontak,dia menatap Gibran yang sedang berusaha di bangunkan oleh Irsyad dan Adara, kemudian dia beralih lagi menatap Praja dan menghampiri nya.
Al dan Naura yang melihat itu panik dan langsung saja mengejar Rahsya.
"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Gibran,Lo bakal habis ditangan gue!"ucap Rahsya dengan nada yang sangat dingin kepada Praja.
Kemudian dia pergi meninggalkan Praja dan beralih menghampiri Gibran yang sedang sekarat.
Setelah melihat Rahsya yang mulai tenang dan mulai menghampiri Gibran , Al dan Naura pun pergi menghampiri Praja dengan amarah mereka.
"Gak cukup om ngirim sihir ke kita? sampai om tega!, nyiksa gibran sampai sekarat kayak gini!,om itu manusia atau iblis?"teriak Naura mengeluarkan amarah yang sedari tadi dia tahan.
"Terserah kalian mau bilang apa ke saya, yang penting saya sudah puas melihat anak itu kesakitan"balas Praja dengan tersenyum miring.
Al yang mendengar ucapan Praja tidak bisa lagi menahan dirinya,dia langsung saja memukul Praja dengan brutal.
"Pantes aja Rahsya sampai emosi kayak tadi, ternyata Lo emang pantes buat dapetin ini semua"marah Al yang masih memukul wajah Praja.
"Stop Al, lebih baik kita tolong Gibran"lerai Naura.
Al hanya mengangguk kemudian berhenti memukul praja dan ikut menghampiri gibryan bersama Naura.
Sedangkan Praja yang melihat itu, tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk kabur.
"Gibran"khawatir Rahsya menghampiri Gibran yang terkulai lemas di paha Irsyad.
"Gimana keadaan Gibran?"tanya Naura khawatir menghampiri mereka.
"Kita gak tau Nau,dari tadi kita bangunin,dia gak bangun-bangun"balas Adara yang mulai menangis.
"Badannya juga dingin banget Nau, Sya"panik Irsyad yang mengusap-usap tangan Gibran,berharap bisa membuatnya lebih hangat.
"Emangnya ini sebenarnya kenapa?,Gibran kok bisa lemah kayak gini gara-gara banyak besi tempa?"bingung Al.
Mereka yang mendengar itu terdiam bingung untuk menjawab pertanyaan dari Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic.
Short Storycerita berbeda dengan seperti film aslinya.ini adalah cerita versi saya sendiri.