8:kedatangan Al.

1.2K 81 21
                                    

•skip pulang sekolah.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Rahsya dan yang lainnya langsung pergi menuju ruangan UKS untuk menjemput sang adik, yaitu Gibran.

"Lo masih lemes gak?,apa mau gue gendong aja?"tanya Rahsya kepada Gibran seraya menghampiri brankar nya.

"Gak usah!,gue udah gapapa kok"tolak Gibran seraya turun dari brankar UKS.

"Kalau mau turun kasih tau gue dong, nanti kalau Lo jatuh gimana?,Lo kan masih lemes"ucap Rahsya membantu Gibran turun.

"Kan gue udah bilang,gue gapapa Sya"balas Gibran dengan kesal, Rahsya hanya berdehem menjawab ucapan Gibran.

"Gayss,katanya besok bakal ada murid baru yah"ucap Irsyad kepada mereka.

"Iya,di kelas gue lagi"sahut Adara.

"Wah beneran,siapa?"tanya Gibran penasaran.

"Gak tau lah Gib,kan besok tuh murid baru sekolah nya"balas Adara kesal.

"Iya juga yah"ucap Gibran dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Mereka yang melihat kebodohan sang adik hanya menatap nya dengan malas kemudian mereka pun mulai pergi dari ruangan UKS untuk pulang kerumah Hadi.

***

Diruangan kerja Praja dia sedang membicarakan suatu hal penting dengan anak pertamanya yaitu Galih.

"Kamu tau dari mana Gal?"tanya Praja kepada Galih.

"Tadi kan mereka teh dihukum di suruh ngeberesin gudang,terus aku gak tau kenapa ya yah,tiba-tiba si Rahsya teh bawa Gibran yang udah lemes banget ke luar terus aku deketin deh mereka dan ngedengerin percakapan mereka dan kata mereka Gibran itu lemah sama besi tempa gitu yah"jelas Galih kepada sang ayah.

"Ohh gituu,bagus informasi nya,kamu emang anak ayah yang paling bisa dibanggakan deh!"puji Praja kepada Galih dengan tersenyum bangga.

"Ah ayah bisa aja,yaudah kalau gitu Galih pulang dulu yah"pamit Galih yang diangguki Praja.

Setelah Galih keluar dari ruangan nya, Praja beranjak dari duduknya dan pergi ke dekat jendela.

"Akhirnya saya tau caranya untuk nyingkiran salah satu anak Jakarta itu,"gumamnya dengan tersenyum miring.

"Liat saja apa yang bakal saya lakukan nanti"

...

Rahsya dan yang lainnya sedang berada di halaman belakang, mereka sedang menyabut singkong dan jagung untuk di makan nanti malam sebagai cemilan.

"Ihh atuh om,iyeteh kumaha?,Gibran mah teu ngarti"omel Gibran yang tidak tahu cara untuk menyabut jagung.

"Eh! Sejak kapan Lo bisa ngomong bahasa Sunda?"tanya Rahsya heran.

"Sejak hari ini,karena gue selalu belajar sama Alif,iya gak lif?"ucap Gibran dengan bangga kemudian menyenggol lengan Alif dengan pelan.

"Iya atuh,kak Gibran mah Suka belajar sama Alif"balas Alif dengan senyuman nya.

"Oh aja sih gue mah"sahut Naura yang tidak peduli.

"gue kan harus bisa bahasa Sunda,karena siapa tau nanti gue punya pacar orang sini"ucap Gibran dengan tersenyum tipis.

"Dih,kayak ada yang mau aja sama Lo"ejek Irsyad menatap Gibran dengan jijik.

"Ya pasti ada lah,secara kan gue ganteng"balas Gibran dengan gaya so kegantengan.

"Gantengan juga gue"sahut Rahsya menatap Gibran dengan malas.

"Kamu kan emang paling ganteng sayang"ucap Naura kemudian memeluk Rahsya.

The Magic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang