37:kritis.

1.1K 99 72
                                    

Hallo Gayss!!!
Happy reading semuanya

Nungguin gak nih??

Setelah sampai di parkiran rumah sakit, Praja dan yang lainnya langsung keluar dari mobil dan berlari melewati lorong-lorong rumah sakit untuk pergi menuju ruangan Gibran.

"Rahsya!"teriak mereka ketika melihat Rahsya yang terduduk dengan bertekuk lutut di depan ruangan UGD.

Naura menatap iba kearah Rahsya yang kondisi nya bisa dibilang sangat kacau, kemudian Naura langsung menghampiri Rahsya seraya memeluk nya dengan sangat erat.

"S-sya?"lirih Naura mulai terisak ketika memeluk tubuh bergetar milik Rahsya.

"N-nau, Gibran Nau"lirih Rahsya mendongakkan kepalanya, menatap Naura dengan suara yang bergetar.

"Sttt,udah Sya jangan nangis, Gibran pasti baik-baik aja kok"ucap Naura menenangkan Rahsya dengan membelai lembut rambut nya.

"Tadi dia sempat sadar waktu aku bawa kesini,t-terus dia bilang sama aku kalau..."Rahsya tidak melanjutkan ucapannya,karena tidak tahan dengan isakan yang terus keluar dari mulutnya.

Naura yang melihat Rahsya tiba-tiba berhenti bicara pun langsung mengusap punggung Rahsya dengan lembut seraya tersenyum kearah Rahsya.

"K-kalau dia udah ketemu sama ibu dan papah Nau"lanjut Rahsya semakin terisak mengingat ucapan sang adik tadi.

Deg.

Naura.Larat bukan cuma Naura,tapi semua yang ada disana yang mendengar ucapan dari Rahsya langsung mematung, terdiam hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"D-dia bilang , kalau ibu sama papah mau jemput dia,i-itu gak bakal terjadi kan Nau?"lirih Rahsya lagi dengan suara yang parau.

"Enggak Sya!, Gibran gak bakal ikut sama mereka,karena dia udah janji sama kita bahwa dia gak bakalan ninggalin kita,d-dia gak mungkin-"sahut Adara menggantungkan ucapannya,karena tidak sanggup untuk mengeluarkan kata-kata lagi.

Irsyad yang berada di dekat Adara dan melihat sang adik terlihat kacau kembali langsung memeluk nya.

"Udah yah gays?,jangan berpikiran buruk dulu,lebih baik sekarang kita berdoa buat kebaikan Gibran!"ucap Irsyad yang masih bisa tegar,kepada mereka.

Mendengar ucapan Irsyad mereka hanya mengangguk kemudian mulai merapalkan doa-doa untuk kesembuhan Gibran.

"Tante,om,cepetan kesini yah,Irsyad udah gak tahan buat pura-pura tegar lagi, Irsyad juga hancur, Irsyad butuh sandaran"lirih Irsyad didalam hati dengan mengigit bibir bawahnya.

Naura yang mendengar suara hati Irsyad langsung menatapnya dengan iba.

"Harusnya gue sama Rahsya yang jadi tempat buat adik-adik gue bersandar termasuk Lo Syad disaat kayak gini,tapi ini?,malah kita yang bersandar sama Lo, maafin kita Syad "batin Naura mengeluarkan tangisnya di dada bidang milik Rahsya.

...

Anggi,Alif dan Hadi sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit, Hadi mengendarai mobil nya dengan kalut.

"Ibu,kak Gibran bakalan baik-baik aja kan?,dia gak bakalan pergi kan?"tanya Alif kepada Anggi dengan isakan nya.

"Alif jangan bicara kayak gitu yah,kak Gibran kuat,dia pasti bertahan"balas Anggi dengan memeluk sang anak.

"Neng, sebenarnya apa yang terjadi sama Gibran?"tanya Hadi yang sedang mengendarai mobil nya.

"Neng juga gak tau A,tadi Naura enggak sempat ngejelasin,malahan dia nangis A jadi eneng gak tega buat maksa dia"balas Anggi.

The Magic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang