Disisi lain Praja sedang memikirkan sesuatu diruangan nya,entah kenapa perasaan nya dari tadi tidak enak dan dia mengkhawatirkan Gibran?.
"Sebenarnya ada apa dengan saya, kenapa saya mengkhawatirkan anak itu?, padahal saya sendiri yang sudah mencelakakan nya"gumam Praja bingung.
"Saya jadi rindu sama kedua anak saya, mungkin sekarang salah satu dari mereka juga seumuran sama anak itu,anak bungsu saya."
"Kamu sekarang ada dimana?,papah rindu sama kamu nakk"gumamnya lagi menatap Poto seorang bayi yang ada di ruangan nya.
"Papah udah coba cari kamu sama mama kamu,tapi sampai sekarang papah belum bisa nemuin kalian"
"Rara sebenarnya kamu dimana?,saya ingin bertemu dengan kamu, dengan putra-putra ku juga"gumamnya sedih seraya memeluk Poto seorang perempuan dan seorang bayi yang baru lahir.
Saat Praja sedang menyalurkan kerinduan kepada Poto itu, tiba-tiba pintu ruangan kerja nya terbuka, menampilkan Galih yang masuk kedalam ruangan nya.
Praja langsung saja menyembunyikan Poto yang dia peluk tadi dan langsung menghapus jejak air mata nya.
"Ayah?,ayah teh kernaon?,kunaon juga nangis?"bingung Galih yang melihat sisa air mata di pipi Praja.
"Enggak,ayah gak nangis tadi cuma kelilipan,kamu ngapain kesini?"ucap Praja bertanya kepada Galih seraya mengusap air matanya.
"Galih teh kesini cuma mau jemput ayah,kan initeh udah malam"balasnya kepada Praja.
Praja hanya mengangguk kemudian beranjak dari duduknya dan pergi dari ruangan itu bersama Galih.
...
Keesokan harinya di kediaman Hadi.
Rahsya dan yang lainnya sedang berkumpul di kamar Gibran untuk melihat kondisi anak itu.
"Gib?,gimana keadaan Lo sekarang?"tanya Rahsya seraya duduk di kasur Gibran.
Gibran membuka sedikit matanya dan menatap mereka yang sedang menatap nya iba.
"G-gue gapapa kok"balasnya dengan sangat pelan.
Kemudian dia berusaha untuk mendudukan dirinya dengan bersandar ke tembok walaupun dia kesulitan.
Rahsya yang melihat itu langsung membantu nya.
"M-makasih"ucap Gibran dengan pelan.
"Lain kali kalau mau apa-apa,minta tolong aja sama kita,"balas Rahsya dengan tegas.
"G-gue gak mau nyusahin kalian,lagian gue juga baik-baik aja kok"ucap Gibran kepada Rahsya.
Mereka yang mendengar nya hanya menghela nafas mereka,karena sikap Gibran yang keras kepala.
"Lo gak nyusahin!,jadi gak perlu ngerasa nyusahin kita,kalau Lo butuh apa-apa minta aja sama kita"ucap Rahsya kepada Gibran.
"Bener tuh"setuju Adara yang diangguki Naura dan Irsyad.
Irsyad ikut duduk di sebelah Gibran, kemudian dia bercerita dengan semangat kepada Gibran.
"Eh Gib,Lo tau gak?,gue lagi seneng banget nih"ucap nya kepada Gibran.
"K-kenapa?".
"Pipit ngabarin gue,katanya dia juga mau kesini,dia mau tinggal sama kakek nya dan Lo tau gak sih?, ternyata kakek Pipit itu Mbah Gono"ucap Irsyad bercerita kepada Gibran.
"Beneran Lo?"kaget Adara.
Irsyad hanya mengangguk membalas ucapan Adara.
"Wah Syad,itu bisa mengancam hubungan Lo sama Pipit Syad"ucap Adara menakut-nakuti Irsyad.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magic.
Short Storycerita berbeda dengan seperti film aslinya.ini adalah cerita versi saya sendiri.