17:perebutan batu bintang!.

1K 84 25
                                    

"Bos, mereka sudah mau berangkat!"ucap codet yang sedang melihat dan mendengar percakapan mereka di dekat jendela kamar Gibran.

"Bagus, terus saja mata-matai mereka dan kasih semua informasi nya kepada saya"balas Praja di dalam telpon, kemudian mematikan telpon nya secara sepihak.

Codet langsung memasukkan kembali handphone nya dan lanjut memata-matai mereka bersama dua anak buahnya.

...

"Ayo pak"ajak Rahsya kepada pak Deden.

"Sebentar Sya, bapak mau nyalurin tenaga dalam dulu untuk Gibran,biar dia bisa bertahan lama"ucap pak Deden menghampiri Gibran yang masih terbaring lemah.

"Ayo Hadi"ajak pak Deden kepada Hadi untuk menyalurkan tenaga dalam nya kepada Gibran,yang langsung diangguki oleh Hadi.

Rahsya,Al dan Irsyad membantu pak Deden untuk mendudukan Gibran yang sedang dalam keadaan sangat lemah hingga tidak bisa membuka matanya.

Kemudian pak Deden dan Hadi menyalurkan tenaga dalam mereka kedalam tubuh Gibran.

Setelah selesai menyalurkan tenaga dalam mereka, akhirnya Gibran pun tertidur.

Hadi pelan-pelan menidurkan Gibran kembali ketempat tidurnya dengan nyaman,sembari mengelus-elus dada Gibran yang naik turun.

Hadi pelan-pelan menidurkan Gibran kembali ketempat tidurnya dengan nyaman,sembari mengelus-elus dada Gibran yang naik turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahsya mendekati Gibran yang terbaring lemah,kemudian dia mengelus surai rambut Gibran dengan lembut.

"Bertahan yah,gue pasti dapetin batu bintang itu buat Lo"gumamnya dengan tersenyum getir kearah Gibran.

"Ayo kita berangkat sekarang!,jangan buang-buang waktu,karena kondisi Gibran semakin memburuk,gue takut dia kenapa-kenapa"ajak Naura khawatir.

Pak Deden dan kedua saudara nya hanya mengangguk membalas ucapan Naura.

"Hadi jangan lupa untuk terus kasih tenaga dalam kepada Gibran dan bunga mawar nya yah, supaya Gibran bisa Bertahan lebih lama"ucap pak Deden yang diangguki oleh Hadi.

"Kita pergi dulu yah"pamit Irsyad mengusap peluh yang ada di wajah Gibran dengan air mata yang sedari tadi dia tahan.

Setelah kepergian ketiga saudara nya,Adara dan Al langsung mendekati Gibran untuk menjaganya,sedangkan Hadi pergi kedapur bersama Anggi untuk membuatkan Gibran bubur dan menyiapkan alat kompres Gibran,karena suhu badan nya yang masih hangat.






Sementara itu, codet yang sedari tadi memata-matai mereka menyerngitkan dahinya heran, mendengar ucapan pak Deden tadi.

"Kenapa mawar itu harus dikasih tenaga dalam?"gumam codet bingung.

"Mungkin pak Deden salah bicara bos,karena kalut"balas salah satu anak buahnya.

Codet hanya mengangguk, kemudian pergi mengikuti pak Deden dan yang lainnya bersama anak buahnya, tidak lupa juga dia mengabari Praja kalau mereka pergi mengikuti Rahsya dan yang lainnya.

The Magic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang