Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & Kenangan.
"Ini kan masih pagi tapi udah ada tuh orang ngapel ke tempat tinggal pacarnya. Nggak tau hari weekend apa orang kan perlu istirahat," ungkap Gio.
"Mana sok-sokan gandengan tangan pula kayak mau nyebrang aja. Padahal di lorong kayak gini mana ada kendaraan coba," tambah Gio.
"Jadi lo nyadar ini masih pagi dan weekend?" pancing Evan.
"Nyadar lah. Kalo kagak libur mana ada gue di sini. Pasti lagi di kantor," ucap Gio bingung begitu mendegar penuturan Evan.
"Kalo lo nyadar ini masih pagi dan ganggu aktivitas istirahat orang lain di hari libur seharusnya lo juga tau kapan waktu yang oke buat bertamu di tempat tinggal orang," sindir Evan tak tanggung-tanggung.
"Itu mah beda cerita," bantah Gio.
"Beda cerita apaan gue juga butuh istirahat."
"Tapi lo kayaknya lebih butuh ngobrol biar waras dari pada lo ajak orang buat tanding tinju di ring lebih baik lo dengar gue ngoceh," ungkap Gio.
Evan menggeleng tak habis pikir begitu mendegar jawaban dari, Gio. "Lo tumben banget jam segini udah keluar rumah. Bukanya tiap weekend gini, tante, ada agenda khusus ya buat kalian?" tanya Evan cukup penasaran.
"Ibu, lagi pergi dinas jadi karena, Papi nggak mau ditinggal ngikut deh. Jadi kegiatan kali ini nggak ada," balas Gio sambil merebahkan tubuh pada tempat tidur, Evan, yang mempunyai bau khas remaja laki-laki yang sedang kuliah dengan segudang permasalahan.
Evan, mengangguk beberapa kali. Mengerti kenapa di minggu pagi ini, Gio, bisa berkeliaran bebas. Menggambil handphone miliknya yang berada di atas kasur sebelum melihat-lihatnya sebentar dan sepersekian menit selanjutnya, Evan, pun mulai melempar benda pipih itu ke arah kasur, begitu melihat tidak ada yang menarik di sana.
"Gue udah pesan makanan, entar kalo sampai lo yang bayar ya."
"Kok gue yang bayar?" ucap Gio tak terima.
"Lalu lo mau mahasiswa tanpa pekerjaan ini yang bayar di saat ada Foreman muda di kediaman gue," cibir Evan.
Begitu mendegar penuturan dari sang sepupu Gio hanya bisa menghela nafas kesal. Melanjutkan menyusun rubik yang ditemukan pada koleksi Evan.
"Kamu kebiasaan banget deh kalo keluar selalu tanpa lihat keadaan pakaian kamu dulu," tegur Hendra. Ketika mereka sedang berjalan untuk menuju unit Hanna.
Perempuan itu melihat penampilan nya sekilas sebelum pada akhirnya hanya bisa tersenyum kecil saja. "Maaf tadi aku kepepet. Jadi ya udah deh," ungkap Hanna sambil membuka pintu unit Apartemen nya lebar-lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Romance"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...