Bye

170 5 0
                                    

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.









Kamu & Kenangan.








Setelah berkeliling hampir sehari di mall akhirnya pasangan kekasih itu pun memilih untuk pulang. Atau lebih tepatnya mengembalikan mobil yang di sewa Hendra kepada pemiliknya.

Di tengah kemacetan kota yang terjadi Hanna tampak meraih sebuah paper bag yang sejak tadi sengaja di taruh di kursi belakang agar terhindar dari pandangan sang lelaki.

"Sekali lagi selamat bertambah usia ya," ujar Hanna tulus sambil menyerahkan paper bag itu ke arah Hendra.

"Sayang," lirih Hendra.

Hanna tertawa kecil. "Jangan sedih dong. Aku udah capek loh mutar-mutar cari barang ini tapi masak sih kamu nggak ambil."

"Ini buat aku?" tanya Hendra tak percaya.

"Iya ini buat kamu. Cowok yang suka dengan hal-hal yang berbau masa lalu."

"Terimakasih sayang," kata Hendra tulus sambil memeluk Hanna erat.

"Sama-sama kembali," jawab Hanna, "pelukan nya udah dulu dong kamu harus lihat dulu barang nya," lerai Hanna.

Begitu mendegar instruksi dari Hanna lelaki itu pun mulai melepaskan pelukannya dan sang pacar. Menggambil paper bag yang di berikan Hanna untuk dibukanya.

"Cari seri ini susah banget loh tapi kok kamu bisa dapetin?" ungkap Hendra tak percaya.

"Rahasia." Senyum Hanna.


'Iya saking rahasianya gue aja hampir putus asa buat cari piringan hitam,' batin Hanna.


"Aku pastikan bakal selalu aku putar," beber Hendra semangat.

"Jangan," larang Hanna tiba-tiba.

Hendra yang mendengar larangan dari Hanna di buat mengernyitkan dahinya pelan. "Kenapa?"

"Kalau terlalu sering di putar kaset nya bakal nggak bertahan lama. Kamu kan tau ini barang antik."

"Oh oke." Angguk Hendra, "aku bakal nggak sering-sering putar biar piringan ini tetap bagus. Piringan hitam yang semoga aja bisa buat aku ingat kamu selalu ya."

"Harus itu mah." Sambung Hanna cepat, "usahain setiap kamu lihat piringan hitam ini kamu harus ingat wajah aku yang manis ini." Senyum Hanna lebar-lebar yang tentu saja membuat Hendra tertawa sebelum mendaratkan satu kecupan di pipi perempuan itu.

"Hendra," ucap Hanna tiba-tiba. Terkejut atas ulah laki-laki itu.

"Apa sayang," goda Hendra sambil kembali membawa mobilnya.

Setelah berkendara hampir satu jam karena macet akhirnya mereka pun tiba juga pada tempat peminjaman mobil. Selagi menunggu Hendra yang mengembalikan kunci serta beberapa surat Hanna memilih untuk duduk di kursi tunggu yang tersedia sekedar untuk melihat apakah ada pesan masuk pada ponselnya.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang