Berkenalan Lagi

811 23 0
                                        

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.










Kamu & kenangan










Beberapa hari setelah kejadian penuh menegangkan di restoran ya walupun dirinya saja perempuan dengan rok span itu memilih untuk berhati-hati di kantor.

Selalu waspada terhadap siapapun orang yang berada di sekitarnya. Hal yang berlaku hampir satu minggu itu minus hari weekend membuat teman-temannya kadang keheranan.

"Lo kenapa sih? Pelan amat jalan kayak lagi di tagih hutang sama rentenir aja," cibiran dari Irna itu hanya di abaikan oleh sang pelaku.

Karena pada kenyataannya perempuan yang kali ini sudah mencepol rambutnya dengan asal agar tidak kegerahan itu memilih untuk mengabaikan sindiran dari sang teman.

"Lo benar-benar ngutang ya Han? Sampai tuh rentenir ke kantor makanya lo nggak pernah keluar dari ruangan ini bahkan untuk makan?" tanya Irna cukup penasaran.

"Gila aja lo pada. Nggak ada ya gue di kejar sama rentenir. Gue aja nggak ada utang sama mereka ngapain juga mereka ngejar gue."

"Lalu lo kenapa?" heran Bica.

"Bukan apa-apa. Kalian boleh lanjutin kerjaan masing-masing. Gue oke kok entar kalo nggak oke gue pasti kasih tahu kalian lagi pula kalo bukan kalian siapa yang bakal gue repotin," cengir Hanna sambil kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda usai main kejar-kejaran. Entahlah dirinya juga tidak ingin tahu.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Waktu sedang jenuh-jenuhnya berada di depan komputer. Tidak heran pada jam-jam segini sudah banyak kelakuan random yang keluar.

Mulai dari Bica yang sedang video call dengan kucing peliharaannya. Irna yang sudah memilih sofa di pojok ruangan dari pada meja kerjanya. Fifi yang sedang memandang foto ayang yang pergi wamil tanpa pamit tapi masih setia. .

Karena ikut bosan akhirnya Hanna pun memilih untuk keluar dari ruangan yang di penghuninya semua perempuan. Jangan tanya keadaan Buk Eva karena perempuan berumur hampir tiga puluh lima itu pasti juga sedang pusing-pusingnya. Apalagi kalo tidak salah dengar Pak Aksara malah meminta untuk semua kepala divisi mengubah rancangan mereka yang terlalu norak.

Norak? Hah dirinya hampir saja melempar tisu bekas ke wajah pak Aksara itu andai dirinya punya sedikit keberanian.

Gedung kantor tempat mereka bekerja sebenarnya mempunyai sekitaran tujuh belas lantai. Yang mana dari lantai sebelas sampai lantai tujuh belas punya Kontruksi Berjaya Selalu atau mereka lebih sering menyingkat dengan KBS. Jadi jangan salahkan para karyawan KBS yang lebih sering kabur ke roftoop jika sedang bosan duduk di dalam ruangan dengan suhu dingin itu.

Untuk ukuran roftoop KBS pun cukup cocok sekedar untuk mencari udara segar. Ya walupun dirinya tak bisa menampik bahwa pemandangan roftoop tidak jauh-jauh dari gedung tinggi dan polusi udara, tapi walupun begitu dirinya sangat menyukai roftoop KBS.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang