Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & kenangan
"Ahh!!!" teriaknya begitu masuk kedalam rumah yang sudah tampak kosong itu.
"Kenapa sih lo dek? Teriak-teriak," laki laki yang rambutnya sudah mencapai telinga itu keluar dari kamarnya begitu mendegar seruan teriakan sang anak tengah ini.
"Gue malu Kak. Malu banget," ujar nya lirih. Hampir menangis.
"Kenapa lo? Habis ngakuin sama dunia kalo anime itu suami lo," hujat nya.
"Kalo yang itu gue nggak malu Kak. Tapi ini lebih dari yang lain," rengek nya sambil memukul sang kakak laki-laki dengan bantal sofa yang ada di pangkuan nya.
"Lo malu ya malu. Tapi juga nggak usah gebukin gue juga," sewot sang Kakak.
"Mama mana? Gue harus bicara sama Mama," tegas nya. Bangkit dari posisi duduk di atas karpet. Maklum hampir seluruh isi rumahnya di bongkar karena mereka akan melakukan pindahan.
Jadi oleh sebab itu dirinya berani untuk mengungkapkan perasaannya. Karena kalo tidak, mau ditaruh dimana ini muka seadanya miliknya.
"Ma!!!" teriaknya lagi. Begitu tidak melihat sang Ibu tercinta berada di dapur.
"Kamar Han," balas Mama berteriak. Hanna yang mendengar jawaban dari Mama langsung menuju ke arah kamar dimaksud.
Begitu memasuki kamar dapat dilihat Mama sedang sibuk melipat beberapa kain sebelum dimasukan kedalam koper.
"Ma. Kita jadi pindah kan!" tanya nya.
"Ya jadi. Kamu nggak lihat ini rumah udah hampir kosong," celetuk Mama begitu mendegar ungkapan anak perempuan satu-satunya di keluarga kecil mereka.
"Syukurlah," ucapnya lega.
"Kenapa sih kamu? Pulang main kok tanya-tanya jadi pindah atau nggak?" heran Mama, "bukanya dari semalam kamu udah tanya-tanya ya?"
"Buat pastikan aja Ma. Ya udah deh Hanna ke kamar dulu ya mau beres-beres barang Hanna supaya nggak ada yang ketinggalan," pamitnya. Keluar dari area kamar untuk menuju kamar nya sendiri.
Esok paginya di hari Jumat yang terik ini sekitar pukul setengah sembilan pagi satu buah mobil pribadi dengan warna hitam itu tampak sudah di penuhi dengan lima orang yang bersiap siap untuk mengemudikan mobilnya keluar dari kota ini untuk menuju ke kota lain. Dengan waktu tempuh perjalanan selama kurang lebih empat jam perjalanan.
"Barang kalian nggak ada yang ketinggalan lagi kan?" tanya Mama. Kepada anak-anaknya yang sudah duduk nyaman di kursi masing-masing.
"Kalo ada yang ketinggalan awas aja. Pah nggak usah balik ya," pesan Mama. Kepada kepala keluarga yang sudah siap untuk mengemudikan mobilnya ini. Sebelum di ganti oleh anak sulung yang sudah hampir lulus dari universitas itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Romance"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...