Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & kenangan
"Boleh gue tanya beberapa hal sama lo," ucap Gio mulai menganti panggilan.
"Tanya?" bingung Hanna.
Suasana rumah makan tempat mereka sedang berada sekarang memang tidak terlalu ramai. Mungkin karena jaraknya yang lumayan jauh dari area perkantoran. Jadi sambil menunggu pesanan mereka yang belum datang lebih baik mengizinkan saja.
"Jadi mau tanya apa?" tanya Hanna sambil menyimpan ponselnya tentu saja setelah tadi sempat mengirimkan pesan kepada sang pacar.
"Kenapa lo sama sekali nggak canggung ngobrol sama gue. Padahal kan kita udah lama nggak ketemu dan status kita di kantor juga beda?" tanya Gio cukup penasaran. Karena setelah acara petak umpet yang dimainkan oleh perempuan itu Hanna sama sekali tak canggung mengobrol dengan dirinya jika itu berada di luar kantor. Ya walupun baru kali ini dirinya kembali bertemu dengan perempuan itu di luar kantor yang masih ada urusan kantor.
"Mau gue jawab jujur tapi jangan dimasukkan kedalam catatan kantor oke nggak Kak?" canda Hanna sebelum menjawab.
Gio mengangguk dua kali. "Nggak akan. Lagi pula ini udah jam di luar kantor gue juga udah ganti nama panggilan."
"Gue canggung kok ngobrol sama lo Kak," ucap Hanna setelah diam selama beberapa saat.
"Canggung?" heran Gio, "gue nggak percaya."
"Lo gue ngomong jujur nggak percaya. Jadi lo mau gue bohong."
"Tapi sikap lo sama sekali nggak menunjukkan kalo lo canggung ngomong sama gue," bantah Gio.
"Emang nggak kelihatan. Tapi jujurnya gue canggung banget ngobrol sama lo Kak. Contohnya aja kayak tadi pagi waktu lo tiba-tiba telphone gue dan bilang kalo udah di depan mau jemput gue dan berangkat bareng gue. Lo pikir gue bisa tenang-tenang aja Kak."
"Jadi lo tadi sempat nggak percaya?" ungkap Gio.
"Lo mikir aja kali Kak," kata Hanna. "Makasih," ujar Hanna begitu melihat para pelayan mulai mengatur makanan mereka di atas meja.
Setelah pelayan tadi pergi Hanna pun mulai melanjutkan obrolan nya lagi.
"Gue udah nggak lama ngobrol sama lo, terus tiba-tiba gue harus di buat ngobrol sama lo. Ya gue SKSD aja. Terserah lo mau mikir gue gila atau apa," kata Hanna sambil menyantap makanannya.
"Jadi dari tadi kan lo SKSD sama gue?" tanya Gio sekali lagi.
"Ya iyalah Kak. Gue mau ngobrol apa sama lo takutnya malah nggak masuk. Gue kan nggak mungkin ngobrol sama lo seperti gue ngomong sama yang lainya," papar Hanna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Romance"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...