Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.
Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.
Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.
Kalo ada boleh langsung komen di samping.
Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.
Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.
Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.
Kamu & kenangan
"Tunggu!!" teriakan perempuan itu menggema di koridor kantor yang lumayan sepi sebab orang-orang yang masih berada di kantin, mengingat jam makan siang baru saja di mulai.
Lift yang hendak tertutup itu tertahan karena ada sosok baik hati yang mau menekan tombol berhenti . Setelah memastikan perempuan dengan celana kulot dan juga kemeja berwarna ungu itu masuk. Lift kembali tertutup. Mengantarkan semua penghuni lift untuk menuju lantai mereka masing-masing.
Perempuan yang mulai mengikat rambutnya tinggi-tinggi itu, tampak mendegar beberapa orang yang tampak berbincang dengan topik obrolan yang tak jauh-jauh berbeda dengan nama 'Pak Aksara' entah siapakah laki-laki itu. Tapi sejak beberapa menit yang lalu dirinya memasuki kantor setelah hampir setengah hari berada di luar ruangan topik dengan nama 'Pak Aksara' tak habis-habisnya di bahas.
Begitu lift yang berhenti tepat di lantai tempat dirinya selama dua bulan ini menatap di kantor pusat ini memilih untuk turun.
Menyapa beberapa orang yang tampak dikenalnya sebelum berlalu menuju kubikel nya berada.
Begitu tiba di meja kerjanya. Beberapa orang yang menjadi temanya selama dua bulan lebih ini tampak berbincang dengan heboh. Dan lagi-lagi topik obrolan dengan nama 'Pak Aksara' kembali di bahas.
Setelah meletakkan tas selempang miliknya pada meja. Hanna perempuan tersebut memilih untuk melangkah ke dapur sekedar untuk membuatkan teh untuk dirinya sendiri. Dan begitu tiba di dapur atau yang lebih di kenal pantry topik obrolan yang mereka bahas masih sama. Membuat Hanna penasaran kenapa nama 'Pak Aksara' selalu ada di tiap obrolan hari ini.
Setelah pamit dengan beberapa orang yang berada di pantry perempuan itu memilih untuk kembali pada meja kerjanya.
"Pak Aksara siapa sih? Kok dari sejak masuk gedung sampai gue duduk nih sekarang kalian bahas Pak Aksara melulu," heran Hanna. Mulai meneguk teh miliknya.
"Lo nggak tau Pak Aksara Han?" kaget salah satu perempuan yang tampak rapi dengan rok sepan nya itu dan juga kemeja. Sebenarnya hampir seluruh pegawai perempuan disini menggunakan rok sepan. Jarang sekali melihat perempuan di kantornya mengunakan celana kulot sepertinya. Beda lagi kalo mereka turun ke lapangan atau mengecek sesuatu yang berada di luar kantor jadi bisa di beri toleransi untuk itu.
Hanna menggeleng pelan. Membalas jawaban dari Irna sang penanya tadi.
"Ya wajar dong Hanna nggak tahu Pak Aksara dia kan baru di sini," jawab perempuan yang mengunakan kemeja berwarna merah itu.
Yang lainya pun mengangguk setuju. Setelah mendapat jawaban kenapa perempuan yang cekatan dalam perkejaan itu tidak mengetahui Pak Aksara.
"Pak Aksara itu salah satu Foreman di sini," perjelas perempuan yang juga mengunakan celana kulot sama seperti nya, hanya saja di padukan dengan kemeja berwarna coklat.
![](https://img.wattpad.com/cover/285322915-288-k250517.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu & Kenangan
Romantizm"Gue suka sama lo Kak." Ungkapan cinta yang di ungkapkan oleh remaja labil begitu duduk di kelas satu SMA tentu bukanlah perkataan yang bisa dianggap serius. Karena cinta monyet kerap hadir mengisi masa remaja yang menyenangkan. Sudah cukup sepuluh...