Kendali penuh

145 2 0
                                        

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.




Beranjak Dewasa By Nadin Amizah


Part ini aku dedikasikan untuk semua orang yang sedang dalam tahap mengejar mimpi dan harapan nya seperti aku. Aku harap dengan adanya part ini membuat kita sadar bahwa diri kita lah yang punya kendali penuh atas hidup kita sendiri. Aku juga berharap bahwa narasi dan dialog yang ada di dalam part ini berguna dan semoga saja cita-cita dan harapan yang sedang kita langitkan sepanjang waktu dan usahanya membuahkan hasil yang manis 😉

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.






Kamu & Kenangan







Apa sih yang kerap kali menjadi ketakutan di waktu remaja tiba? Pasangan yang bersama kita sekarang tak akan bisa bersama sampai waktu yang lama? Atau justru ketakutan menghadapi masa dewasa. Masa yang bisa membuat orang hanya bisa menghela nafas saja. Atau hal yang paling banyak kita impikan cita-cita serta harapan yang sudah kita harapkan dan langitkan sepanjang waktu terpaksa harus putus entah itu terbentur ekonomi, atau mungkin karena impian yang kita langitkan terlalu tinggi hingga harapan itu harus melayang di tengah angan yang sangat menggebu-gebu karena faktor internal yang mempengaruhi dengan alasan bahwa hal yang kita pilih untuk masa depan kita itu tak baik. Bahwa masih ada hal yang lebih baik dari pada hal yang kita usahakan yang tak ada apa-apanya.

Menggambil jalan yang sebelumnya tak pernah terlintas barang sedetik pun di benak. Mengubur dalam-dalam impian dan harapan yang sudah hancur. Menggambil jalan yang sudah di tentukan oleh orang tua dengan lebel.

Hal yang mereka pilih adalah hal yang paling baik.

Satu hal yang mungkin saja kita lupa. Bahwa baik bagi kedua orang tua kita belum tentu baik bagi kita. Tapi kembali lagi sebagai anak yang mempunyai harapan untuk membahagiakan dua orang tersebut kita kadang terpaksa mengangguk. Menggambil jalan tersebut meski harus tertatih atau bahkan jatuh berkali-kali dalam menggapai hal tersebut.

"Oke, jadi Gio mau ngomong apa?" Papi mulai duduk dengan rapi. Memperhatikan sang anak tengah yang juga menatap serius ke arah nya.

"Gio kan bentar lagi bakal kuliah nih Pi. Semisalnya nih kalo Gio nggak ambil jurusan kedokteran gimana boleh nggak?" tanya sang anak ragu-ragu.

Oh ayolah. Dirinya sudah membuang segala ketakutan yang ada pada benaknya. Bahkan saking siapnya Gio bahkan sudah akan berlapang hati menerima penolakan dari Papi, jika memang tak diizinkan.

"Emangnya Gio udah ada planning mau ngambil apa?" tanya Papi tenang. Tidak ada raut wajah kesal begitu mendegar pertanyaan sang anak.

Gio kembali memikirkan hal yang akan dikeluarkan nya selama beberapa menit. Tapi walupun begitu Papi tak juga mendesaknya untuk dengan cepat mengutarakan.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang