Nostalgia

248 8 0
                                    

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.






Playlist Glue Song By beabadoobee




Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.









Kamu & kenangan





"Eh tunggu dulu," tahan Gio sambil memegang pergelangan tangan Hanna.

"Sayang kamu kenapa pegang—"

"Indah stop deh. Nggak usah akting lagi, sumpah gue jengah banget dengar nya," potong Gio sambil menatap sang adik dengan datar.

"Tapi—"

"Nggak ada tapi-tapi. Lagi pula dia udah tahu lo siapa. Ini Hanna kalo lo lupa," ungkap Gio sambil memperkenalkan kedua perempuan itu.

"Tunggu. Kak Hanna!!" pekik Indah seakan tak percaya.

Hanna hanya dapat mengangguk saja sambil mengulurkan tangan nya untuk di jabat.

"Hanna," ucap Hanna pelan.

"Bang lo kok nggak bilang kalo ini Kak Hanna sih," oceh Indah sambil menerima uluran tangan perempuan itu.

"Salah lo yang dari tadi ngoceh," ujar Gio tak ingin tahu.

"Kak maaf banget. Gue benar-benar minta maaf," kata Indah merasa sungkan.

"Nggak papa kok," ungkap Hanna, "Akting kamu cukup bagus ya," tawa Hanna lagi.

"Udah terbiasa Kak. Kami sekeluarga punya misi dan visi agar Bang Gio nggak dekat sama perempuan yang nggak jelas, jadi karena aku yang paling muda ya aku yang bisa jadi pacarnya," senyum Indah lebar.

"Terserah kalian aja deh," ungkap Gio, "jadi ini lo rencana nya mau makan?"

"Iya sih ini mau makan," jawab Hanna.

"Sekalian aja Kak. Kami juga belum makan," ajak Indah sambil menatap Hanna penuh harap.

"Nggak menganggu emangnya," ragu Hanna.

Indah kompak menggeleng kuat sebelum berujar, "Nggak ganggu kok Kak. Lagi pula aku perlu ngobrol banyak hal sama Kak Hanna," ungkap Indah sambil mengandeng tangan Hanna untuk di bawa ke kasir.

Setelah menyetujui tawaran Indah untuk duduk bersama mereka. Akhirnya disinilah ketiga manusia itu berada. Duduk di dalam supermarket sambil menghadap pemandangan parkiran yang banyak di lalui orang-orang, dengan seporsi makanan siap saji milik mereka masing-masing.

"Jadi sekarang Indah lagi koas?" tanya Hanna.

"Iya Kak," angguk Indah, "palingan kalo sempat aku pulang kalo nggak ya milih buat tetap di tempat kos karena jaraknya nggak jauh dari rumah sakit."

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang