Menyelesaikan

198 8 0
                                        

Hai ketemu lagi sama author di part yang baru tapi di cerita yang sama.

Kalian udah vote dan komen belum, kalo belum vote dan komen dulu yuk.

Kalian semua ada kata kata atau quotes gak buat author taruh di awal bab, tema nya terserah mau tentang cita cita, usaha, keluarga, sahabat, suka, duka, bahagia, cinta, penghianatan dan lain lain.

Kalo ada boleh langsung komen di samping.

Kalo kata kata atau quotes nya cocok sama isi bab entar author taruh deh di awal bab sekalian nama akun kalian di bawah nya.

Tapi ingat kata kata atau quotes nya murni dari hasil pemikiran kalian sendiri bukan jiplakan karya orang lain.

Yang belum vote sama komen vote dan komen dulu yuk biar kita mulai aja cerita nya, deh dari pada makin ngelantur author ketik.










Wajarkah kebahagiaan dan kekhawatiran berjalan beriringan?

Kamu & Kenangan






Kamu & Kenangan.




Keadaan mengisi perut sudah usai, lalu pada akhirnya kedua sejoli itu pun memilih untuk berjalan keluar dari restoran tersebut sambil bergandengan tangan.

"Sayang," panggil Hanna pelan.

"Iya kenapa?" sahut Hendra sambil menatap sang kekasih.

"Aku mau makan es krim. Boleh nggak?" pinta Hanna manja.

Hendra yang mendengar penuturan nada manja dari sang pacar di buat terkekeh.

"Kenapa sih ketawain aku? Kamu nggak suka ya aku manja-manja gini," duga Hanna sambil melepaskan tautan tangan mereka.

Hendra yang melihat raut kekesalan yang diperlihatkan Hanna buru-buru mengejar kekasih nya itu sambil berujar menjelaskan.

"Aku nggak pernah punya maksud untuk ngetawain kamu. Itu cuman keadaan refleks yang dikeluarkan tubuh aku begitu lihat tingkah kamu."

"Kamu kan tau sendiri aku nggak pernah lihat kamu dalam mode manja kayak tadi lagi. Aku tanya kenapa kamu nggak pernah mau manja lagi kamu selalu jawab 'Aku malu. Takut diketawain sama abang dan adik' jadi nggak salah kan aku merasa terhibur lihat tingkah kamu yang nggak pernah aku lihat lagi," sambung Hendra sambil kembali meraih tangan Hanna dengan pelan untuk digenggamnya.

Hanna tampak berpikir beberapa saat tentang perkataan Hendra tadi. Kalo boleh jujur dirinya memang sudah lama tidak pernah bermanja-manja lagi dengan kekasihnya itu, sebab perkataan abangnya yang tanpa sengaja memergoki dirinya yang tengah dalam mode bucin.

Sejak saat itu Hanna memutuskan untuk tidak akan bermanja-manja lagi dengan kekasihnya. Karena ejekan yang diberikan oleh kedua saudaranya itu masih bertahan sampai saat ini. Padahal kejadian itu sudah berlalu sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.


"Aku minta maaf," kata Hanna tulus.

"Untuk?" bingung Hendra.

Hanna tampak menghela nafas panjang. "Untuk semua salah aku ke kamu. Terutama untuk hari ini."

"Kenapa harus minta maaf gini sih? Kamu nggak salah. Dalam sebuah hubungan itu nggak ada yang benar dan nggak ada yang salah. Yang ada hanyalah saling memperbaiki."

"Tapi aku harus minta maaf sama kamu. Aku udah bikin kamu kesal. Apa lagi pas hari ini dari sejak kita ketemu bahkan sampai kita mau pisah gini aja pun aku masih banyak aja tingkah," cicit Hanna sendu.

Kamu & Kenangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang