"Heh! Lo ngejebak gue! Sialan lo! Bikin kabur klien gue. Mana gue kena tonjok!" Dion langsung protes begitu tiba di apartemen. "Tadi apa arti kalimat yang lo ajarin ke gue?!"
Cassie tersenyum mengejek. "Artinya, saya tertarik dengan bisnis ini, karena..." Cassie melirik ke bawah, ke arah si Joni aset kesayangan Dion.
"Lo kurang ajar! Bener-bener anj....!" Dion hampir misuh, tapi sadar ada Bella di situ.
"Makanya lo jangan nyuruh gue nyuri dokumen di BCJ lagi! Awas lo!"
"Hiiih kamvreto!" Dion sebel. Biasanya dia yang selalu berhasil usil ke orang-orang, sekarang dia yang kena jebakan. Cassie licik juga sampai bisa bikin dia gagal dapat klien.
Nggak cuma itu aja, Cassie masih punya ide lain buat jailin Dion. Sore itu, Bella rewel minta nonton film kartun ditemenin Dion. Akhirnya Dion si Om-Om sayang ponakan itu meladeninya.
"Sini, sini! Bella nonton bareng Om. Tapi habis itu bobok, ya! Tadi Bella nggak bobok siang, kan?" Dion memangku Bella dan mulai menonton. Tapi ternyata eh ternyata, Dion yang berjiwa bocah itu justru ikutan khusuk nonton. Bahkan saat tokoh Jerapah di film itu mati ditembak pemburu, Dion si anak papi itu ikutan nangis.
"Huhuhuhu... kenapa Jerapahnya mati, ya? Sutradaranya tega, deh! Tega, deh! Jahaaaat!" Dion mengambil tisu dan mengelap air matanya.
"Om Yoyon, nanti jelapahnya hidup lagi nggak?" tanya Bella.
"Enggaaaaaak huhuhuhu!" Dion makin heboh nangis sampai sesenggukan.
Cassie yang melihat, jelas ilfeel. Dion cengeng banget! Badan doang gede berotot ala-ala cowok gym, tapi nonton kartun aja nangis!
Iseng, Cassie memvideo Dion yang nangis nonton kartun sambil mangku Bella itu. Lalu saat Dion ketiduran sambil meluk Bella di sofa, langsung Cassie upload ke sosial media Dion video cengeng itu, lengkap pakai caption alay ala boti Jaksel, "Eyke mewek gila, cin! Nonton zerapah mati. Zahaat banget itu sutradaranya! Eyke sebel sebel sebel!"
Alhasil, dalam hitungan jam sosial media Dion langsung ramai mem-bully cowok itu. Dion si playboy yang selalu tampil paripurna di depan cewek-cewek itu otomatis jadi malu sekali.
"Heh, lo ngebajak sosmed gue?! Kena bully nih gue!" protes Dion.
Cassie tertawa. "Haha sukurin! Lo pikir lo doang yang bisa iseng ke gue! Lagian, cowok kok nangis! Badan doang gede lo!"
"Lo dari kemarin bahas keseteraan gender mulu! Gua suruh ganti ban mobil sekalian lu! Awas lo! Abis ini gue isengin balik biar lo nggak betah jadi baby sitternya Bella!" Dion melempar bantal sofa ke Cassie.
"Huuuu dasar anak papi!" Cassie buru-buru kabur.
Ting... tong... tiba-tiba bel pintu apartemen berdentang. Cassie yang berada di dekat pintu segera membuka pintu, dan ia langsung berhadapan dengan bule berbaju pink menyala lengkap dengan lipstik tebal yang juga pink. Siera. Pacarnya Dion. Dan yang paling mencolok adalah ukuran dada Siera yang lebih besar dari ukuran dada kebanyakan wanita. Mantab! Jumbo wumbo. Seperti mau meletus!
"Dion! Honey!" Siera yang melihat Dion berdiri di ruang tamu apartemen, langsung mendorong Cassie dan menerobos masuk tanpa permisi. "Dion, why did you cry? I saw your instagram!" Rupanya Siera melihat sosial media Dion yang sedang menangis, dan bule montok itu khawatir lalu buru-buru datang menghampiri Dion.
"Siera?" Dion kaget melihat Siera ada di apartemennya.
"Oh Dion! I miss you so much, beib!" Siera langsung berlari memeluk manja dan mencium pipi DIon.
Dion kaget. Cassie apalagi. Cassie buru-buru menggendong Bella yang masih bermain barbie, dan membawanya ke kamar. "Bella, ayo ke kamar!"
Cassie risih sekali. Ia membanting pintu kamar Bella. "Kenapa, sih, mereka peluk-pelukan cium-cium di depan anak kecil!" umpat Cassie. "Awas, ya! Kata Dinda, mereka nggak boleh pacaran di sini!" Cassie penasaran. Ia lalu menempelkan telinganya ke pintu. Menguping.
Di luar, Dion kebingungan. Ia baru dua kali berkencan dengan Siera. Pertama untuk mencuri password email Siera sebagai pegawai BCJ, kedua untuk mencuri id card Siera.
"Siera, what are you doing here?" Dion melepaskan pelukan Siera.
Siera merengek manja, "I miss you, beib! Hug me please!" Siera minta dipeluk lagi.
Cassie ilfeel sekali dengan Siera. Lebih ilfeel lagi saat teringat ukuran dada Siera yang jumbo wumbo itu.
"Kenapa bisa segede semangka gitu, sih? Emangnya dikasih pupuk kompos bisa tumbuh segede itu!" Cassie sebal. "Pasti implan! Nggak mungkin kalau ori bisa segede itu! Temen gue dokter bedah plastik, pasiennya paling banyak minta implan payudara. Pasti dia implan juga!"
Cassie terus saja mengomel sendiri. Ia sebal. Ia mengambil boneka barbie Bella dan menjambak rambutnya.
"Hiiih... Dasar cowok sukanya asal gede doang! Dicoblos juga palingan kempes! Hiiiih!"
KLEK... Cassie tanpa sadar mematahkan kepala boneka Barbie itu.
"Ante, itu boneka Bella!" Bella langsung menangis. "Huaaa, Ante Jahaaaaaaaaaat!"
"Hah? Barbie 200 dollar gue!" Cassie kaget. Ia benar-benar tidak sadar saat melakukannya barusan, dan dia ikutan mewek. "200 dollar gueeeee! Hiks... hiks...!"
*****
Malam hari. Di suatu bar di sudut kota New York. Gemerlap lampu berpadu dengan dentum musik Dj memenuhi ruangan. Siera sudah mabuk berat. Dion sampai harus berkali-kali mendorong kepala Siera agar tidak bersandar di bahunya.
"Siera, answer me. What did Alan do today? (Siera, jawab, dong! Alan hari ini ngapain?)" tanya Dion, berusaha memperoleh informasi.
"Hmm...Today Jordan called Alan! (Hari ini Jordan nelepon Alan!)" kata Siera tidak jelas.
"Really? What did they talk about? (Beneran? Mereka ngomongin apa?)"
"They will kill somebody! (Mereka akan membunuh seseorang!)" kata Siera.
"Kill somebody? Really? Who? (membunuh seseorang? Beneran? Siapa?)"
"I don't remember. (Aku nggak inget!)" Siera semakin mabuk. "Ah...They gonna kill Cassie. A doctor! (Mereka akan membunuh Cassie. Seorang dokter!)"
"Cassie? Doctor?" Dion memiringkan kepala. Ia tidak pernah mendengar nama itu. BCJ pasti punya banyak musuh. Mungkin musuh BCJ kali ini tidak berkaitan dengan rencana Dion. Ah... Sia-sia sekali hari ini ia bertemu Siera. Ia tidak dapat informasi berarti. Buang-buang waktu saja.
"Ok, cheers!" Dion menuangkan alkohol lagi ke gelas Siera. Ia ingin segera pulang. Jadi, lebih baik membuat Siera mabuk.
"Honey, I wanna have a crown tattoo! That doctor has a pretty crown tattoo! (Sayang, aku pengen punya tato mahkota. Dokter itu punya tato mahkota bagus!)" Siera mulai melantur.
"Crown tattoo? Ok! (Tato mahkota? Ok!)" Dion tidak peduli. Ia terus menuangkan alkohol, agar Siera makin mabuk. Kalau tidak, Siera akan terus minta ditemani, atau bahkan minta sesuatu yang aneh-aneh. Lantas, saat Siera sudah pingsan, ia tinggal memanggil taksi.
******
Menurut kalian, Dion bakalan tahu duluan siapa Cassie, atau Jordan duluan yang bakal nyerang Cassie? Coba ceritakan alur konspirasi kalian. wkwkwk
Kalau tiap chapter banyak komennya aku bakal update seminggu sekali. Tiap chapter ya! ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
New York in Love
Teen FictionNessa alias Cassie, jago bela diri, jago menembak, dan sangat independen. Ia kini tinggal di New York, untuk melupakan kisah cintanya yang sangat menyedihkan di tanah air. Lalu, suatu ketika ia bertemu musuh lamanya yang membuatnya terancam dan jadi...