Madelaine

92 8 5
                                    

Madelaine, karena kondisi kesehatannya masih perlu diobservasi, ia tinggal beberapa hari di apartemen Cassie. Tapi, pagi itu Madelaine tidak ada

"Ke mana dia?" Cassie khawatir. Di ruang tamu, di kamar, di toilet. Tidak ada. Tapi tunggu, ada yang aneh di almari kamarnya. Cassie membuka almarinya. Seluruh tumpukkan bajunya berantakan, dan.... brankas kecilnya menganga terbuka lebar. Ada pencuri!

"Astaga..." Cassie terduduk lemas. Itu adalah harta kekayaan terakhirnya. Ketika ia kabur ke New York, ia tidak bisa melarikan seluruh hartanya karena mayoritas asetnya bermasalah saat dibalik nama menggunakan identitas barunya. Hanya harta di brankas itu yang tersisa. Dan kini ia tidak punya uang sepeser pun.

"Glitter?" Cassie tiba-tiba menemukan kelap-kelip glitter di dekat brankasnya. Glitter itu, sama seperti milik...

"Madelaine!" Cassie ingat wanita penyanyi bar itu memakai baju glitter. Mungkinkah Madelaine yang membobol brankasnya? Madelaine yang ia tolong, Madelaine yang tampak tak berdaya, yang bahkan membuatnya rela membunuh demi menyelamatkannya itu? Benarkah? Tapi, bagaimana Madelaine melakukannya? brankas besi itu menggunakan sandi. Hanya perampok profesional yang bisa membobolnya. Ini mustahil!

******

"Sayang, kali ini aku yang bayar!" Madelaine berkata santai dan mengeluarkan uang tunai dari dompetnya. Ia kemudian membayar biaya check in hotel hari itu.

Lelaki di sebelahnya terkejut. "Kamu punya pacar lain? Dari mana kamu dapat uang?" tuduhnya, tidak percaya Madelaine bisa punya uang sebanyak itu. Mereka berjalan ke kamar hotel.

Madelaine tersenyum. "Ada perempuan polos yang berhasil aku tipu! Berkat cara yang kamu ajarin, aku bisa tahu kata sandi brankasnya. Oya, dia cuma penjual minuman bar. Tapi dia punya banyak uang dan emas! Gila, ya!"

"Siapa dia? Kenapa penjual minuman bar bisa sekaya itu?"

"Mungkin... dia simpenan om-om!" jawab Madelaine asal. "Istilahnya Mistress (selingkuhan/ selir). She is just a shit mistress! (Dia paling cuma selingkuhan payah!)"

"Wah... Aksen kamu persis orang Amerika, sayang!" Laki-laki itu memuji kecakapan berbahasa Inggris Madelaine yang benar-benar terdengar seperti orang Amerika.

"Ya, kulit tan aku juga bikin aku kelihatan kayak perempuan Amerika." Madelaine tersenyum. "Apalagi operasi hidung dan rahang ini. Bagus banget! Banyak yang percaya tiap aku ngaku asli Amerika atau Meksiko."

Ya, Madelaine sebenarnya orang Indonesia bernama asli Alma Dela. Tapi berkat keahliannya meniru aksen orang Amerika, ditambah operasi plastiknya, mampu membuatnya menjadi sosok baru.

"Kamu harusnya operasi di klinik yang aku saranin, sayang! Pasti lebih bagus!" Madelaine membelai pipi kekasihnya yang kasar mengerikan.

"Hmm... kamu udah nggak suka lagi sama aku?" Laki-laki itu tersinggung. "Kamu pasti punya pacar lain! Apalagi, selama aku nggak di New York kemarin! Kamu tidur sama siapa?" tuduhnya.

"Enggak, sayang!" Madelaine buru-buru menyangkal. Ia takut perselingkuhannya dengan seorang laki-laki Latin terbongkar. Tapi, toh, si Latin itu kini sudah mati terbunuh.

Beberapa bulan lalu, Madelaine memang mendekati laki-laki Latin itu. Ia kalah judi dan ia butuh uang. Maka, ia dekati saja laki-laki Latin itu dan ia curi uangnya. Sialnya, si Latin itu tahu ia mencuri uangnya, hingga si Latin itu marah dan memukulinya. Untungnya, Cassie membunuhnya.

"Sayang, kamu nggak akan pernah selingkuh dari aku, kan?" tanya kekasihnya.

"Enggak." Madelaine menggeleng. Padahal dalam hati, ia sangat ingin meninggalkan kekasihnya itu. Ia tidak suka wajah rusak kekasihnya. "Aku nggak akan selingkuh dari kamu! Aku sayang kamu! Beneran! Kamu percaya aku, kan, Jordan?"

Madelaine memaksakan senyumnya, menutupi rasa jijiknya atas wajah kekasihnya itu.

"Oke. Jangan pernah berani berbuat curang, sayang!" Jordan tersenyum puas. Ia segera mendorong Madelaine ke atas ranjang, melucuti semua pakaian Madelaine, dan merayap buas di atas tubuh perempuan itu.

Madelaine tidak punya pilihan lain. Ia menahan sakit tubuhnya dikoyak-koyak kasar oleh Jordan. "Jordan tolong...!" Ia kesakitan. Jordan bergerak layaknya binatang liar mencabik-cabik mangsanya. Ini lebih seperti pemerkosaan daripada hubungan sepasang kekasih.

"Jordan!" Madelaine berusaha mendorong Jordan yang semakin menyakitinya.

"Diam!" Jordan mencekik leher Madelaine dan terus menikmati tubuh perempuan itu.

Madelaine kesulitan bernapas. Ini bukan kali pertama Jordan menidurinya dengan kasar. Jordan selalu kasar. Seperti lupa jika Madelaine juga adalah manusia, bukan sekedar seonggok daging. Perempuan itu menangis di bawah tindihan tubuh Jordan. Saat ini, ia harus memuaskan nafsu laki-laki berwajah mengerikan itu, agar ia bisa selamat.

******

New York in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang