Dion begitu khawatir pada Cassie. Oleh karenanya, ia sangat protektif. Bahkan, Bella mengajak Cassie bermain saja tidak boleh."Bella, itu papah gajah ngambek, tuh, nggak kamu ajak main. Main sama papah gajah aja. Tante biar makan dulu. Oke?" Dion mengusir Bella agar jauh-jauh dari Cassie. Takut tiba-tiba Bella memeluk Cassie, dan membuat Cassie kesakitan.
"Kenapa lo marahin, sih! Bella pengen main sama gue, kok!" protes Cassie ke Dion.
"Sssst! Biar dia main sendiri. Biar cepet bosen, biar cepet ngantuk. Satu jam lagi udah masuk jam tidurnya. Kalau jam tidurnya berubah, nanti dia rewel, terus kecapekan, terus demam lagi!" kata Dion.
Cassie tidak bisa protes karena alasan Dion terdengar masuk akal.
Tak hanya itu, saat Cassie hendak memberesi mainan Bella, Dion lagi-lagi melarang. Kali ini alasannya agar Bella belajar mandiri.
"Nggak usah diberesin! Biar Bella belajar tanggung jawab sama mainannya. Lo duduk aja!" Dion menyuruh Cassie duduk. Ia segera memerintah Bella. "Bella, beresin mainannya dulu!"
Bella cemberut. "Nggak mau!" balita itu ngambek.
"Ayo! Bella anak pinter! Kalau habis main harus diberesin! Ayo!"
"Nggak mauuuu!" teriak Bella.
Dion berkacak pinggang dan berkata tegas. "Bella anak pinter! Kalau habis main harus diberesin! Ayo!" Untuk pertama kalinya, ia bersikap tegas kepada Bella. Biasanya ia sangat memanjakan dan bahkan turut bersikap kekanak-kanakan.
Bella jadi takut. Seperti kuli yang diawasi mandornya, balita itu memunguti mainannya satu per satu ke dalam box mainan dengan patuh.
Cassie mendekat. "Lo, kok, galak banget, sih? Kasihan!"
"Sssst! Lo duduk aja udah!" Dion menyuruh Cassie duduk. Ia sangat protektif. Pokoknya Cassie tidak boleh mengurus Bella. Tapi, kesabarannya diuji ketika tiba-tiba Bella....
"Bella mau eek!" rengek Bella.
Mampus lo! Batin Dion dalam hati. Untuk hal satu ini ia benar-benar tidak bisa mengurus. Melihat kecoa saja dia lari saking jijiknya. Apalagi mengurus anak yang minta poop.
"Sini sama Tante!" Cassie bangkit dari duduknya dan menghampiri Bella.
"Eh... nggak-nggak! Bella udah belajar potty training. Lo tau, kan? Belajar biar bisa poop sendiri!" Dion beralasan. Padahal dari dulu Bella tidak bisa disuruh potty training. Tapi, demi Cassie. Ia paksa balita itu. Ia segera menggiring Bella ke toilet. "Ayo, Bella ke kamar mandi, yuk!"
"Mau eek sama Ante! Nggak mau sama Om!" Bella ngambek.
Lagi-lagi Dion berkacak pinggang dan memasang wajah galak. "Ayo! Bella anak pinter! Bella udah gede! Bella harus bisa eek sendiri! Ayo ke kamar mandi!" Dion berkata tegas.
Bella jadi takut dengan Dion. Ia berjalan sambil menahan tangis ke kamar mandi. Cassie menunggu dengan was-was. Seingatnya Dion itu jijik sekali urusan beginian. Lantas, bagaimana laki-laki itu mengurus Bella?
Sepuluh menit kemudian, Bella keluar dari kamar mandi dengan baju basah kuyup.
"Bella!" Cassie kaget. "Bella kenapa basah semua, sayang?"
"Disiram Om Yoyon pakai showel!" kata balita itu polos sambil menggigil.
Cassie tertawa. "Disiram? Emangnya kamu taneman?"
Dion memang tidak tahu bagaimana cara menceboki bocah. Akhirnya ia siram saja Bella pakai shower.
"Ya ampun lo kenapa nyiram Bella pakai shower?" protes Cassie pada Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
New York in Love
Teen FictionNessa alias Cassie, jago bela diri, jago menembak, dan sangat independen. Ia kini tinggal di New York, untuk melupakan kisah cintanya yang sangat menyedihkan di tanah air. Lalu, suatu ketika ia bertemu musuh lamanya yang membuatnya terancam dan jadi...