2. Hari yang buruk

1K 140 7
                                    

Sunoo tidak tau apa akan ada hari yang lebih buruk daripada hari itu..

Ketika Sunoo berangkat untuk bekerja di restoran daging dekat rumahnya, pagi itu, dia dikejutkan dengan si nenek –pemilik restoran tempat Sunoo bekerja– bersama ibu-ibu pemilik kedai yang lain, tengah berdiri bergerombol di depan salah satu ruko koperasi simpan pinjam yang letaknya berada diantara kedai mereka.

Mereka menangis histeris, beberapa ada yang jatuh terduduk nyaris pingsan.

Sunoo menghampiri mereka.

"Ada apa, Nek?"

Nenek itu menoleh dan memegang kedua lengan Sunoo.

"Uangnya.." katanya sambil tersedu-sedu.

"Kenapa?"

"Orang ini membawa semua uang dan sertifikat toko kita.." setelah mengatakan itu si Nenek menangis keras hingga dia jatuh pingsan.

Sunoo tercengang.

Ini... buruk..

Buruk sekali..

---

Setelah situasi sedikit kondusif, dan si nenek sudah kembali ke restoran, Sunoo bertanya lebih jauh tentang apa yang terjadi.

Dan ternyata.. selama ini mereka terjebak investasi bodong.

Orang-orang pemilik kedai itu telah memberikan semua uang yang mereka punya ke owner koperasi, dengan tujuan agar mereka bisa mendapatkan keuntungan seperti yang owner itu katakan.

Menurut si owner, uang mereka akan dipinjamkan ke orang-orang yang hendak berhutang. Kemudian orang-orang itu setiap bulannya akan mencicil di sertai dengan bunga yang cukup besar.

Tapi, alih-alih mendapat keuntungan setiap bulan, owner itu justru malah kabur sambil membawa semua uangnya.

Selanjutnya, bisa ditebak.

Dan nasib buruk yang menimpa Sunoo pun gak berhenti sampai disitu.

"Apa yang kamu tunggu? Kamu di pecat mulai hari ini," setelah mengatakan itu, wanita tua itu beringsut pergi ke dapur. Meninggalkan Sunoo yang kini terdiam gak percaya.

__

Setelahnya Sunoo memutuskan untuk pulang. Hanya dalam waktu satu jam, dia sudah pulang lagi ke rumahnya.

Di sepanjang perjalanan itu Sunoo terus tertunduk menatap jalanan. Gak ada sama sekali ekspresi sedih yang terlihat di wajahnya. Dia tetap datar.

Sunoo terus berjalan sambil melamun. Hampir tidak menyadari rute yang diambilnya, karena dia telah melewati jalan-jalan menuju ke rumahnya ini begitu seringnya, sehingga kakinya pun secara otomatis membimbingnya sendiri.

Saat sudah sampai di depan pagar pintu rumahnya, dia mendorong pagar besi itu.

"Dari mana aja kamu?" Sunoo mendongak saat mendengar suara itu. Dilihatnya ada sesosok wanita paruh baya berdiri di depan rumahnya.

Wanita itu menatap Sunoo tajam.

"Eh.. ibu.." Sunoo mendekat. "Ibu udah lama nunggu?"

"Lama banget! Mana rumah juga gak dikunci! Gimana sih kamu itu?"

"Jungwon gak ada?" tanya Sunoo. Hari ini adeknya udah mulai libur sekolah.

"Gak ada orang! Kalian tuh ya kerjanya keluyuraaaan terus!" wanita itu masih terus-terusan ngomel.

"Kabar ibu gimana?" Sunoo buru-buru mencari topik pembicaraan.

"Baik."

Dia diam sebentar dan menatap wanita itu dengan ragu.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang