31. Mengambil keputusan

571 91 15
                                    

Pukul tiga keesokan sorenya, Heeseung berdiri di luar gedung megah tempat acara pertunangan digelar.

Begitu dia masuk, seseorang berpakaian jas lengkap menyambutnya sambil memegang daftar tempat duduk agar bisa membantu para tamu undangan menemukan tempat duduk mereka.

Pembawa acara, para tamu undangan yang terdiri dari keluarga, kerabat dan sahabat dekat mempelai sudah datang satu jam sebelumnya. Mereka semua sekarang sudah menempati tempat duduk yan disediakan. Hanya Heeseung yang datang terakhir.

Ketika masuk, di dalam gedung, kursi emas telah ditata di samping karpet merah yang
di kedua sisinya dihiasi oleh bunga putih.

Di depan bangku bangku itu ada panggung setinggi mata kaki. Itu adalah tempat di mana Sunghoon dan Minju akan menyatakan komitmen dan mengikat janji untuk melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius.

Di dalam tamu yang hadir cukup banyak. Dan acarapun di mulai.

Heeseung merasa kurang nyaman. Tidak ada satupun orang yang dia kenal. Dia duduk di barisan keempat sebelah kiri.

Dengung obrolan berkurang saat terdengar pintu belakang gedung terbuka. Orang tua Sunghoon dan Minju berjalan di atas karpet. Mereka tersenyum cerah dan melambaikan tangan pada para tamu.

“Oooh!” kata gadis didepan Heeseung yang berputar di tempat duduknya, melihat ke arah pintu masuk.

Banyak orang yang mendesah terkesan saat Sunghoon dan Minju berjalan masuk di atas karpet.

Minju memakai gaun putih yang sederhana dan berkilau keperakan. Sinar auranya yang terpancar membuatnya tampak terlihat lebih cantik dari biasanya.

"Tuan dan nyonya," kata pembawa acara ketika Sunghoon dan Minju sudah sampai di depan. ”Kita berkumpul pada hari ini untuk merayakan
penyatuan dua jiwa…"

Ketika pembawa acara bicara, diam-diam Heeseung memperhatikan Sunghoon. Tidak salah lagi, pria itu yang dulu pernah dia temui saat bersama Sunoo.

Dia adalah kekasihnya Sunoo.

Heeseung menatap Sunghoon dan menyadari bahwa senyum Sunghoon tidak mencapai mata nya. Tatapan matanya juga terlihat tidak seceria Minju.

---

Heeseung tidak pernah menghadiri pesta pertunangan sebelumnya. Jadi dia tidak tahu apakah perta pertunangan ini sama dengan pesta pernikahan yang biasanya dia datangi.

Saat malam mulai turun, keriuhan pesta mulai berkurang. Suasana tampak lebih santai. Papa Sunghoon dan Papa Minju mengobrol dengan rekan kerjanya.

Minju sedang berbicara dengan tiga orang perempuan seusianya.

Heeseung menerobos kerumunan dan pergi keluar untuk mencari udara segar, lalu dia melihat seseorang duduk sendirian di samping gedung sambil memegang segelas champagne. Dia adalah Sunghoon.

Heeseung mendekatinya.

“Bolehkah saya duduk?"

Sunghoon mendongak, dan tampak terkejut.

"Ternyata kamu ya? Kita bertemu lagi," kata Heeseung sambil tersenyum. Dia lalu duduk di sebelah Sunghoon.

"Kamu.. bosnya Sunoo kan?" tanya Sunghoon.

Heeseung mengangguk.

"Terus kamu teman dekatnya Minju?" tanya Sunghoon lagi.

Heeseung kali ini menggeleng.

"Papa teman dekat papanya Minju waktu di kampus," katanya. Dia lalu tertawa.

"Pantas saja nama kamu terdengar tidak asing, Sunoo pernah memanggil nama itu."

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang